Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syarat Bolong-bolong, DCS Pun Melompong

Kompas.com - 13/06/2013, 10:53 WIB
Nina Susilo

Penulis

KOMPAS.com - Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai Gerakan Indonesia Raya, serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia meradang. Puluhan bakal calon anggota legislatifnya kebingungan. Segala upaya dan harapan kandas tiba-tiba.

Keempat partai itu mendapati satu atau lebih daerah pemilihan (dapil)-nya tak memiliki satu caleg pun, antara lain Partai Gerindra di dapil Jawa Barat IX, PPP di dapil Jawa Barat II dan Jawa Tengah III, PAN gagal di Sumatera Barat I, serta PKPI tak punya caleg di tiga dapil, yakni Jawa Barat V, Jawa Barat VI, dan Nusa Tenggara Timur I.

Keempat parpol itu dinilai gagal memenuhi syarat keterwakilan perempuan dengan komposisi tertentu. Karena tak memenuhi syarat, daftar caleg di satu dapil pun tak muncul.

Penggantian tak bisa dilakukan.

Sesungguhnya setiap parpol sebagai pembuat undang-undang sudah memahami, di setiap dapil diperlukan setidaknya 30 persen perempuan caleg. Penempatannya, sesuai kebijakan afirmasi, satu di antara tiga nomor urut caleg. KPU pun sudah mengingatkan dalam sosialisasi peraturan KPU terkait pencalegan, satu saja perempuan caleg tak memenuhi syarat, misalnya karena berkasnya bermasalah, imbasnya pada semua dapil.

Hal itu terjadi pada keempat partai itu. Seorang perempuan bakal caleg PAN di Sumbar I dinilai tak memiliki ijazah SMA. Konon, ijazah yang diperolehnya dari sebuah sekolah di Swiss hilang. Parahnya, sekolah itu tutup sejak hampir 20 tahun lalu. ”Keterangan dari KBRI di Swiss hanya menyebutkan sekolah tersebut pernah ada dan tutup tahun sekian, tidak menerangkan kelulusan caleg,” kata anggota KPU, Hadar N Gumay.

PPP lebih tragis di dapil Jabar II. Dengan jumlah caleg yang bisa diajukan 10 orang, PPP sudah menempatkan perempuan caleg di nomor 1-3. Namun, seorang lainnya di nomor 10. Semestinya perempuan caleg itu ditempatkan di nomor urut 7 sampai 9.

Penghubung PPP dengan KPU, Fernita Darwis, spontan bilang, ”Calegnya sendiri yang minta. Sebelumnya partai sudah menempatkan di nomor 7. Saat perbaikan, dia minta diubah ke nomor terakhir.” Seorang fungsionaris partai pun berseloroh, ”Dukunnya bilang harus nomor terakhir barangkali.”

Di dapil lainnya, Jateng III, PPP gagal akibat seorang perempuan caleg menggunakan salinan (fotokopi) KTP yang sudah tak berlaku. Fernita mengatakan, pihaknya sudah menyerahkan surat yang menerangkan caleg itu sedang memproses pembuatan KTP elektronik. Meski akan mengecek ulang, Hadar mengatakan, KPU sejauh ini belum menerima berkas itu.

Partai Gerindra pun kehilangan satu dapil karena seorang perempuan calegnya masih terdaftar sebagai caleg PKPI. KPU sudah mengingatkan, jika parpol tidak mengganti atau mengklarifikasi caleg ganda sampai 22 Mei, keduanya dicoret dari daftar caleg sementara (DCS). Haris Bobihoe, penghubung Partai Gerindra dengan KPU, protes, calegnya sudah memberikan surat pemberhentian dari PKPI dan mundur dari daftar caleg PKPI di Jabar V. Namun, KPU tak bisa menerima berkas langsung dari caleg. Peserta pemilu adalah parpol. Jadi, parpol yang bisa mengusulkan atau menarik caleg.

Di dapil NTT I, caleg PKPI tak melampirkan salinan KTP. Adapun di Jatim VI, legalisasi ijazah SMA seorang perempuan caleg tak bertanda tangan.

KPU telah menyampaikan hasil verifikasi sementara pada akhir April dan sudah disebutkan berkas persyaratan yang harus dilengkapi. Parpol semestinya lebih teliti. Kalau administrasi caleg saja tak beres, bagaimana mengurus negara sebesar Indonesia? (NINA SUSILO)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com