Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS: Soal BBM, 1.000 Persen Kami Bulat!

Kompas.com - 12/06/2013, 12:26 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Majelis Syuro, Jazuli Juwaini, meyakini, internal PKS akan tetap konsisten menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Menurut dia, pihaknya juga siap dengan segala risiko atas sikap tersebut.

"Kami bulat (menolak kenaikan harga BBM). Saya yakin 1.000 persen," kata Jazuli di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (12/6/2013).

Jazuli mengatakan, pihaknya membahas masalah BBM dan isu lain hari ini. Tanpa mau menyebut tempat, pertemuan internal PKS, kata Jazuli, digelar di Bandung. Ia mengaku tidak bisa ikut lantaran harus rapat di Komisi II DPR.

Ia menjelaskan, berdasarkan keputusan sidang Majelis Syuro sebelumnya, persoalan BBM diserahkan kepada Dewan Pimpinan Tinggi Partai (DPTP). DPTP itu berisi Ketua Majelis Syuro, Presiden PKS, Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, Ketua Dewan Syariah Pusat, dan Ketua Mejelis Pertimbangan Pusat.

Jazuli mengklaim tidak ada perpecahan di PKS dalam menyikapi BBM. Ia menilai wajar jika ada perbedaan pendapat, khususnya di Majelis Syuro yang berisi 99 orang. Perbedaan pendapat itu, kata dia, bagian dari demokrasi.

Terkait dukungan kenaikan harga BBM yang disampaikan mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, menurut Jazuli, Tifatul sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika memang harus mendukung.

"Tapi partai yang tentukan sikap," ucapnya.

Seperti diberitakan, para elite PKS sudah secara terbuka menolak rencana kenaikan harga premium menjadi Rp 6.500 per liter dan solar Rp 5.500 per liter. Penolakan itu juga sudah disampaikan melalui spanduk-spanduk yang dipasang di jalan-jalan.

Sikap elite PKS itu kemudian dikritik berbagai pihak, terutama koalisi pemerintahan. Sebagai bagian dari koalisi, PKS seharusnya mendukung kebijakan pemerintah. PKS bahkan didesak untuk keluar koalisi jika tetap tidak mendukung kenaikan harga BBM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Nasional
    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Nasional
    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Nasional
    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

    Nasional
    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Nasional
    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com