JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar menganggap mantan Wakil Presiden RI M Jusuf Kalla memiliki informasi penting terkait kasus pembunuhan bos PT Rajawali Putra Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen. Jusuf Kalla alias JK diminta menjadi saksi dalam sidang lanjutan uji materi Pasal 268 Ayat (3) UU KUHAP di Mahkamah Konstitusi yang diajukan Antasari.
Antasari menceritakan, saat awal dirinya mendekam di lembaga pemasyarakatan, JK pernah membesuknya dan menceritakan sesuatu.
"Beliau pernah dilaporkan oleh ajudannya, beliau waktu itu wapres kan. Jadi, oleh ajudannya bahwa di suatu tempat di Modernland itu, kok seperti ada gerakan-gerakan tertentu. Ajudan menangkapnya mungkin ada kegiatan kenegaraan," kata Antasari seusai sidang praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (10/6/2013).
Menurut Antasari, JK menjelaskan bahwa ajudannya melihat ada gerakan aparat yang mencurigakan di semak-semak, seperti melakukan persiapan. Entah kegiatan apa yang sedang berlangsung. Setelah itu, pada sore harinya, terjadilah penembakan Nasrudin di kawasan golf Modernland, Tangerang, Banten.
"Jadi, artinya memperlihatkan bahwa sebetulnya siapa sih yang melakukan ini? Masak saya bisa mengondisikan aparat segitu banyak. Akhirnya sorenya terjadi (pembunuhan)," terangnya.
Sebelumnya, uji materi Pasal 268 Ayat (3) UU KUHAP terkait mekanisme pengajuan peninjauan kembali (PK) diajukan ke Mahkamah Konstitusi. Saat ini, pasal ini menutup ruang pengajuan PK lebih dari satu kali. Antasari sendiri berharap dapat mengajukan PK lebih dari satu kali dengan adanya bukti baru atau novum yang ia miliki.
Pengujian atas kasus ini juga pernah dilakukan adik kandung almarhum Nasrudin, Andi Syamsuddin Iskandar. Keluarga Nasrudin tidak yakin apabila Antasari menjadi dalang pembunuhan Direktur PT Rajawali Putra Banjaran Nasrudin Zulkarnaen. Menurut Andi, sejak awal persidangan, keluarga Nasrudin sama sekali tidak percaya dengan jalan kasus ini.
Dalam kasus pembunuhan itu, Mahkamah Agung (MA) sebelumnya telah menolak permohonan PK Antasari. Dengan penolakan PK itu, Antasari tetap divonis 18 tahun. Hal ini sesuai putusan pengadilan tingkat pertama, yakni PN Jakarta Selatan dan dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta serta diperkuat kasasi MA. Antasari divonis terbukti merencanakan pembunuhan Nasrudin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.