JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengaku banyak yang mendorongnya untuk mengikuti bursa konvensi calon presiden Partai Demokrat. Namun, saat ini, Anas mengaku ingin fokus menghadapi masalah hukumnya di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan mengembangkan bisnisnya di bidang konveksi.
"Ada banyak teman-teman yang meminta, mendorong saya ikut konvensi Partai Demokrat, tapi sekarang saya sedang konsentrasi, pertama menghadapi persoalan hukum. Kedua belajar bisnislah, kecil-kecilan. Saya sedang belajar konveksi dan lain-lain," terang Anas di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (10/6/2013).
Namun, Anas tidak tegas menjawab apakah akan mempertimbangkan dorongan pendukungnya untuk mengikuti konvensi capres Partai Demokrat. Tersangka kasus dugaan korupsi proyek Hambalang itu juga mengaku belum mengetahui mekanisme konvensi.
"Saya enggak tahu. Kalau ada konvensi, konvensinya seperti apa saya belum tahu," katanya.
Sebelumnya, dukungan agar Anas maju dalam konvensi capres Partai Demokrat dilontarkan mantan Wakil Direktur Eksekutif partai itu, M Rahmad. Menurut dia, Anas masih memiliki dukungan di internal Partai Demokrat untuk maju sebagai capres.
"Banyak desakan dari bawah (pengurus daerah dan cabang) agar Anas ikut konvensi. Ketika didesak, Anas tersenyum. Jadi, kami memahaminya senyuman itu positif," ujar Rahmad saat dihubungi, Rabu (5/6/2013).
Dia mengungkapkan, saat ini Anas masih mempertimbangkan opsi ikut dalam konvensi yang digelar Partai Demokrat. Anas, lanjutnya, khawatir konvensi hanya akan dijadikan siasat bagi mantan partainya itu.
"Konvensi Demokrat ini beneran atau hanya siasat mengambil energi politik untuk mendongkrak Partai Demokrat. Kalau konvensi betulan, senyuman Anas itu rasanya bermakna positif," kata dia.
Seperti diketahui, Partai Demokrat akan melakukan konvensi untuk menjaring calon presiden. Konvensi bersifat semi-terbuka dengan artian siapa pun bisa mendaftar, tetapi tetap diseleksi melalui sistem survei. Partai ini akan menggunakan tiga lembaga survei untuk menakar tingkat elektabilitas setiap kandidat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.