Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Prabowo Subianto Jadi Presiden...

Kompas.com - 30/05/2013, 06:07 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Prabowo Subianto selalu muncul dalam beragam survei sebagai salah satu kandidat yang mendapat banyak dukungan untuk maju sebagai calon Presiden pada pemilu 2014. Apa janji Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini bila benar-benar menjadi Presiden?

Salah satu janji yang disuarakan Prabowo adalah tidak akan memprioritaskan kader partainya menjadi menteri bila dia menjadi Presiden. Dia mengatakan syarat utama seorang menteri bukanlah latar belakangnya sebagai kader partai penguasa, melainkan integritas dan kualitas terbaik di bidangnya.

Pengusungan Joko Widowo sebagai calon gubernur dalam Pemilu Gubernur DKI Jakarta 2012 menjadi contoh yang disebut Prabowo dari janjinya itu. Dia mengaku sebagai orang yang meminta kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk mengusung Jokowi sebagai kandidat pemimpin Jakarta. Dia juga mengaku mendorong Basuki Tjahjaja Purnama untuk mendampingi Jokowi, meski saat itu Basuki belum menjadi kader partainya.

"Saya yang minta (Jokowi) dari Bu Mega, dan saya juga yang minta Basuki menjadi calon wakil gubernur saat dia masih kader Golkar. Mereka bukan dari partai saya, tapi saya memilih mereka karena berkualitas memperbaiki Jakarta," kata Prabowo, seperti dikutip dari rilis resmi Badan Komunikasi Partai Gerindra yang diterima Kompas.com, Rabu (29/5/2013) malam.

Mengapa?

Menurut Prabowo, pemilihan individu berkualitas dari luar kader Partai Gerindra adalah kebijakan yang sudah berjalan di internal partainya dan akan menjadi kebijakan pertamanya bila dia terpilih menjadi presiden. Prabowo berharap, individu terbaik yang dimiliki bangsa ini dapat melakukan perbaikan di beberapa sektor, khususnya pendidikan, kesehatan, energi, dan pangan. 

Bila terpilih jadi presiden, maka Prabowo juga mengaku tidak akan segan mengambil kebijakan tak populer selama landasannya adalah demi kepentingan nasional. Hal itu pernah ia tunjukkan saat bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pertengahan Maret 2013.

Prabowo mengaku dalam pertemuan dengan Presiden tersebut menyatakan mendukung penghapusan subsidi bahan bakar minyak, ketika bahkan kader partainya pun ada yang menyuarakan hal berbeda. "Bukan popularitas yang saya cari. Kepentingan nasional yang saya utamakan. Subsidi (BBM) hanya menghamburkan APBN dan menggerus cadangan energi Indonesia," tegas dia.

Dalam beragam survei, nama Prabowo selalu muncul di deretan atas. Tak terkecuali dalam survei terakhir yang dirilis Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS). Meski bukan menjadi kandidat paling populer maupun paling dikehendaki, dia mendapatkan dukungan dari 15,6 persen responden, hanya kalah dari Jokowi yang mendapatkan 28,6 persen dukungan sebagai calon Presiden yang akan dipilih. Survei digelar melibatkan 1.635 responden di 31 provinsi, pada 9-16 April 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Nasional
    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Nasional
    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Nasional
    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Nasional
    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    Nasional
    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Nasional
    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

    Nasional
    Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

    Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

    Nasional
    Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

    Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

    Nasional
    Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

    Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

    Nasional
    Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

    Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

    Nasional
    Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

    Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

    Nasional
    Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

    Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

    Nasional
    Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

    Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com