Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Daging di Kamar Luthfi

Kompas.com - 18/05/2013, 09:19 WIB
Amir Sodikin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pagi hari, tanggal 11 Januari 2013 sekitar pukul 06.00, mobil yang membawa Menteri Pertanian Suswono bergerak dari Hotel Santika Medan, Sumatera Utara, menuju Hotel Arya Duta di kota yang sama. Suswono diminta Luthfi Hasan Ishaaq, koleganya yang menjadi Presiden Partai Keadilan Sejahtera, untuk bertemu.

Sementara itu, pagi-pagi sekali di Hotel Arya Duta Medan, Elda Devianne Adiningrat, orang yang membantu mengurus perizinan kuota impor daging PT Indoguna Utama, menelepon Maria Elisabeth Liman untuk memastikan agar siap-siap bertemu Menteri Pertanian Suswono. Elisabeth adalah Direktur Utama PT Indoguna Utama, yang saat ini sudah menjadi tersangka kasus dugaan suap kuota impor daging sapi.

Elisabeth memang berangkat ke Medan bersama Elda, Ahmad Fathanah, Soewarso (sahabat Suswono), dan para petinggi PKS lainnya. Misinya adalah menyampaikan data soal perkembangan krisis daging, termasuk fenomena bercampurnya daging sapi dengan daging celeng dan tikus.

”Siapa yang menyediakan akomodasi ke Medan?” tanya Ketua Majelis Hakim Purwono Edi Santosa.

”Saya, dong Pak. Kalau pebisnis itu, kalau di hotel, ya saya yang bayar,” jawab Elisabeth dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (15/5).

Kesaksian itu disampaikan dalam sidang perkara dugaan suap kuota impor daging dengan terdakwa Arya Abdi Effendi, Direktur Operasional PT Indoguna, dan Juard Effendi, Direktur Human Resources Development dan General Affair PT Indoguna

Elisabeth, Suswono, Soewarso, dan Fathanah kemudian menuju ke kamar Luthfi. ”Saya sampai di kamar ada Pak LHI (Luthfi). Kira-kira dua menit datang Suswono dan Soewarso. Jadi diperkenalkan, ini Ibu Elisabeth, saya dikatakan Ketua Aspidi (Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia),” kata Elisabeth.

Mereka kemudian makan pagi di kamar Luthfi. Elisabeth mengeluarkan makalah satu eksemplar. ”Saya berikan kepada Pak Menteri agar dikaji,” kata Elisabeth.

Elisabeth adalah salah satu pendiri Aspidi, 26 tahun lalu. ”Sekitar 27 tahun lalu, asupan daging kita 50 gram per tahun. Waktu itu kami coba naikkan supaya keturunan kita lebih bagus otaknya. Setelah 26 tahun, asupan naik 2,2 kilogram, tapi setahun terakhir turun 1,9 kilogram, itu pun bercampur celeng dan tikus,” ujarnya.

”Hati saya miris, maka saya ketemu Pak Menteri,” lanjutnya.

Namun, pertemuan yang dinantikan itu justru membuat ia tak menentu. Menteri marah dengan data yang disajikannya. ”Katanya, data tidak absah,” kata Elisabeth.

Goyahkan prinsip

Elisabeth berusaha menunjukkan kesalahan perhitungan dari Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik. Namun, hal itu tidak menggoyahkan prinsip Menteri Pertanian.

Elisabeth juga menyampaikan, saat ini banyak sapi betina lokal yang produktif dipotong. ”Saya sampaikan 100 persen keprihatinan ini sebagai orang Indonesia. Saya sedih melihat kondisi ini,” tuturnya.

Elisabeth marah datanya dianggap tidak valid. ”Menterinya pergi, ya saya minggat,” katanya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com