Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada "Proyek Aneh-aneh" di DPR, Nilainya Lebih dari Rp 50 M

Kompas.com - 13/05/2013, 08:19 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menemukan enam buah proyek dengan nilai yang fantastis di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Nilai keenam proyek itu, berdasarkan temuan Fitra, mencapai lebih dari Rp 50 miliar.

Berikut adalah keenam proyek itu:
1. Penggantian conference system di ruang rapat Paripurna II gedung Nusantara II senilai Rp 18.800.014.000.
2. Penggantian mesin pendingin AC di gedung Nusantara I DPR RI senilai Rp 16 miliar.
3. Pengadaan compressor chiller AC Gedung Nusantara I DPR RI senilai Rp 3,294 miliar.
4. Pemeliharaan alat pendingin senilai Rp 8,177 miliar.
5. Pemasangan conference system ruang rapat Komisi I dan Komisi VIII serta portable sound system senilai Rp 2,152 miliar.
6. Penggantian trafo gedung DPR senilai Rp 2.396.507.000.

Fitra menyebut proyek ini sebagai "proyek aneh-aneh", tak hanya dari nilai proyeknya, tetapi juga karena proyek serupa pernah dilakukan dua tahun lalu dan pemenang tender tersebut justru penawar dengan nilai tertinggi. "Itulah mengapa kami menyebutnya begitu," kata Direktur Investigasi dan Advokasi Seknas Fitra Uchok Sky Khadafi dalam siaran pers, Senin (13/5/2013).

Keanehan semakin bertambah, ujar Uchok, karena berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) semester I tahun 2012, untuk tahun anggaran 2011 sudah ada pekerjaan penggantian trafo. Harga perkiraan sementara (HPS) yang dipakai saat itu sama dengan HPS proyek yang sama pada tahun ini senilai Rp 2.091.106.000.

Uchok menyebutkan, PT APU memenangi tender itu dengan nilai Rp 2.086.143.000, padahal banyak perusahaan lain yang juga ikut tender itu menawarkan harga lebih murah. Dia mencontohkan, PT ONP menawarkan harga Rp 1.983.480.235 dan PT TJUT senilai Rp 2.061.171.000.

Untuk proyek penggantian dan pemeliharaan pendingin di Gedung Nusantara I DPR yang masing-masing senilai Rp 16 miliar dan Rp 8,177 miliar, Uchok berpendapat tidak masuk akal. "Yang paling aneh, proyek mereka selalu ada yang bernama anggaran untuk pemeliharaan. Tapi kok kalau sudah dibeli dan jadi milik pemerintah, selalu rusak, atau diganti. Jadi uang untuk pemeliharaan selama ini dipakai untuk apa ya?" katanya. Demikian pula dengan anggaran untuk penggantian conference system di ruang rapat Paripurna II yang angkanya juga fantastis.

Dengan kondisi seperti itu, Uchok menyarankan proyek-proyek ini dihentikan terlebih dulu karena terlalu banyak kejanggalan. "Jadi mencurigakan nih proyek jelang pemilu," ujar dia. Lagi pula, tambah Uchok, dia mempertanyakan mengapa para anggota DPR kerap rapat di hotel mewah ketika Gedung DPR sudah dibuat serba "wow".

Uchok berpendapat penganggaran proyek ini mubazir. "Lebih baik, alokasi anggaran untuk proyek-proyek aneh di atas direlokasi untuk perbaikan fasilitas gedung pengadilan yang panas, pengap, dan tidak nyaman," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com