Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan: Kita Harus Siap "Open Sky" 2015

Kompas.com - 10/05/2013, 20:57 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro optimis Indonesia siap menghadapi ASEAN Open Sky Policy 2015. Meski masih ada sedikit kekurangan, namun kesiapan Indonesia dianggapnya paling menonjol ketimbang beberapa negara ASEAN lainnya.

Purnomo menjelaskan, kebijakan open sky menyangkut dua pilar utama, yakni pilar keamanan dan kesejahteraan. Lalu lintas penerbangan komersil di Indonesia otomatis akan meningkat setelahnya. Hal ini diperkirakan diikuti dengan peningkatan secara ekonomi. "Kita harus siap di 2015, tentu beberapa negara ASEAN ada yang sudah dan belum siap. Kalau kita lihat, kita sudah siap sebagian," kata Purnomo, saat peluncuran buku "Quo Vadis Kedaulatan Udara Indonesia?" karya Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat (10/5/2013).

Ia menegaskan, berdasarkan rencana strategi yang dibuat sejak 2010, pihaknya sangat yakin alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia telah memadai. Selain itu, sarana dan prasarana serta kekuatan pertahanan udara lainnya juga akan terus ditingkatkan. "Saya yakin, dalam dua tahun ini kita bangun terus kekuatan pokok pertahanan," ujarnya.

Untuk diketahui, pemberlakukan ASEAN Open Sky pada 2015 semula dinilai akan mengancam pertahanan dan kedaulatan udara Indonesia, bila tidak dipersiapkan secara baik dari berbagai aspek.

Mantan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim sempat mengatakan, kondisi kedirgantaraan Indonesia saat ini masih banyak kendala, seperti pengaturan lalu lintas udara atau air traffic control (ATC).

Selain itu, pemenuhan standar keamanan terbang internasional, dimana Indonesia sejak 2007 hanya berada pada kategori dua penilaian Federal Aviation Administration (FAA) atau sekelas Zimbabwe dan Kongo.

"Terganggunya kedaulatan itu karena Indonesia tidak memiliki kemampuan memadai dalam menjamin keamanan penerbangan," ujar Chappy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com