Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konvensi Capres Demokrat karena Belum Ada Figur Pengganti SBY

Kompas.com - 08/04/2013, 22:07 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Melanie Leimena, tak menampik ketergantungan partainya yang terlalu besar terhadap sosok Susilo Bambang Yudhoyono selaku pendiri partai dan kini menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Melanie melihat, hingga saat ini, belum ada figur internal yang menonjol untuk menggantikan SBY.

Dengan kondisi itu, Melanie melihat bawah mekanisme konvensi sangat diperlukan Partai Demokrat dalam menyiapkan calon presiden yang diusung.

"Selama ini, kami memang harus akui ikon Demokrat ada pada Pak SBY. Kami belum ada calon internal sehingga calon eksternal bisa bersaing menjadi yang terbaik melalui konvensi," ujar Melanie di Kompleks Parlemen, Senin (8/4/2013).

Melanie menilai, belum adanya figur internal yang menonjol di partainya saat ini disebabkan ada persoalan konsolidasi yang cukup merepotkan dalam Partai Demokrat. Hal itu mengakibatkan seluruh kader harus fokus melakukan konsolidasi terlebih dulu dan belum memikirkan kandidat capres.

Melanie membantah saat dikatakan mekanisme konvensi ini adalah salah satu bentuk ketidakpercayaan SBY akan kader-kader yang dimiliki Partai Demokrat. Menurutnya, calon presiden dari kalangan eksternal pun tidak serta-merta akan diusung partainya. Melanie mengatakan, Partai Demokrat akan sangat berpatokan pada hasil survei. "Kalau ternyata jelek surveinya, calon eksternal itu juga tidak akan dipilih," ujar Melanie.

Ia mengatakan, mekanisme konvensi bisa menjaring calon-calon non-kader Partai Demokrat, seperti Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, dan Menko Polhukam Djoko Suyanto. "Kalaupun kader internal yang paling memungkinkan menggantikan Pak SBY, hanya Bu Ani. Namun, Pak SBY katakan tak mau ada keluarganya yang maju, jadi ya, makanya kita tunggu saja hasil dari konvensi ini," kata Melanie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

    Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

    Nasional
    PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

    PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

    Nasional
    Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

    Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

    Nasional
    Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

    Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

    Nasional
    Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

    Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

    Nasional
    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    Nasional
    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

    Nasional
    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Nasional
    Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Nasional
    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Nasional
    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    Nasional
    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com