Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Turki-Indonesia Makin Mesra

Kompas.com - 08/04/2013, 10:44 WIB
M Fajar Marta

Penulis

ISTANBUL, KOMPAS.com- Hubungan Indonesia dan Turki semakin intens, baik di bidang ekonomi, budaya, maupun pendidikan. Untuk mengakomodasi hal itulah, Indonesia pada akhirnya membentuk konsulat jenderal di Istanbul, yang merupakan kepanjangan tangan Kedutaan Besar Indonesia di Ankara Turki.

"Angkara merupakan kota pemerintahan Turki, sementara Istanbul merupakan sentra bisnis Turki. Untuk meningkatkan kerjasama, perlu dibentuk konsulat jenderal di Istanbul," kata Konsul Jenderal RI di Istanbul Suri Tauchid Ishak Minggu kemarin, seperti dilaporkan wartawan Kompas M Fajar Marta dari Istanbul Turki, Senin (8/4/2013).

Konjen Indonesia di Istanbul Turki dibentuk akhir tahun lalu. Jarak Istanbul ke Ankara sekitar lima jam perjalanan darat. Menurut Suri, hubungan ekonomi Indonesia dan Turki cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu yang paling pesat adalah di bidang turisme dan investasi. Di bidang turisme, semakin banyak wisatawan Indonesia yang mengunjungi Turki, sementara di bidang investasi, pengusaha-pengusaha Turki makin berminat menanamkan investasinya di Indonesia.

Suri menjelaskan, orang Indonesia yang mengunjungi Turki bisa mencapai 60.000 orang sepanjang tahun. Wisatawan Indonesia yang ke Turki biasanya bersamaan atau dipaketkan dengan kegiatan ibadah umroh ke Arab Saudi. Istanbul-Jeddah hanya berjarak dua jam dengan pesawat.

"Orang Indonesia ke Turki sebelum atau sesudah umrah," kata Suri. Menurut Suri, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran trayek perjalanan paket ibadah umroh orang Indonesia. Jika sebelumnya, banyak yang mengambil paket Jakarta-Arab Saudi-Mesir, sekarang banyak yang memilih Jakarta-Arab Saudi- Turki.

Erwin, pelajar pascasarjana Indonesia di Turki mengatakan, Indonesia sudah selayaknya membangun hubungan yang lebih erat dengan Turki. Pasalnya Turki memiliki segala potensi untuk kembali menjadi negara adidaya seperti pada zaman keemasan Turki di bawah kesultanan Utsmaniyah (1299-1923).

Letak Turki sangat strategis, berada di tengah-tengah peradaban dunia barat dan timur. Turki bisa diibaratkan jembatan antara Asia dan Eropa, berbatasan dengan Asia Barat, Eropa Timur, dan negara-negara balkan, dan Timur Tengah.

Turki juga memiliki aset besar dalam sumber daya manusianya. Turki memiliki penduduk 78 juta, terbesar di Eropa. Orang-orang Turki terkenal memiliki nasionalisme yang tinggi dan pekerja keras. Tak heran, orang-orang Turki yang menjadi imigran di negara-negara Eropa seperti Jerman dan Francis sukses di negara-negara tersebut, baik sebagai pengusaha maupun birokrat.

Menurut Erwin, imigran-imigran Turki berperan penting dalam perekonomian Jerman dan Prancis. Bahkan di Jerman, keturunan Turki-lah yang menggerakkan perekonomian negara tersebut. Ini sama halnya dengan keturunan Tionghoa yang menggerakkan perekonomian Indonesia.

Banyak kesamaan antara Indonesia dan Turki, salah satunya adalah mayoritas penduduknya beragama Islam. Ketua Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association (Pasiad) untuk Indonesia Ahmet Tahsin Cicek mengatakan, Indonesia merupakan mitra istimewa bagi Turki. Karena itulah pihaknya makin mengintensifkan kerjasama dengan Indonesia, dalam berbagai hal, ekonomi, budaya, dan pendidikan.

Salah satu kegiatan Pasiad adalah mengundang tokoh-tokoh Indonesia untuk berceramah kepada masyarakat Turki. Mantan wakil presiden Jusuf Kalla pekan ini diundang untuk berbicara mengenai Perdamaian dan rekonsiliasi di Universitas Fatih di Istanbul dan Universitas Hacettepe di Angkara.

Masyarakat Turki ingin menimba pengalaman Jusuf Kalla dalam menciptakan perdamaian di sejumlah daerah konflik seperti Aceh dan Poso Sulawesi Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com