Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bali Palak Turis, Ini Komentar Kapolri

Kompas.com - 04/04/2013, 15:30 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Institusi Kepolisian RI kembali tercoreng dengan perilaku korup anggotanya. Terbaru, beredar video berjudul "Polisi Korupsi di Bali" di YouTube yang memperlihatkan aksi pemerasan polisi lalu lintas kepada seorang turis.

Bagaimana tanggapan Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo? Timur mengaku sudah menerima informasi mengenai kelakuan oknum polisi di Bali. Menurut dia, permasalahan itu menjadi perhatian Mabes Polri. Kasus itu, katanya, masih dalam proses tindak lanjut. 

"Kami komitmen pelanggaran sekecil apa pun kita tindak tegas. Apa itu kaitannya dengan masalah disiplin atau etika," kata Kapolri di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (4/4/2013).

Seperti diberitakan, berdasarkan rekaman video, awalnya seorang polisi di Bali hendak menilang turis yang mengaku berasal dari Belanda. Di dalam pos, polisi tersebut menyebutkan kesalahan turis tersebut, yakni tidak mengenakan helm saat mengendarai sepeda motor.

Namun, polisi itu langsung menawarkan jalan damai. "Kalau di pengadilan, kamu harus membayar Rp 1.250.000, tapi kalau di sini, hanya Rp 200.000 saja," ujar polisi itu.

Tak pikir panjang, turis yang mengaku bernama Van Der Spek langsung menyodorkan uang Rp 200.000 berupa empat lembar pecahan Rp 50.000. Video pun berakhir dengan minum bir bersama. Bir dibeli polisi itu dengan uang hasil korupsi.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Polisi Palak Turis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    Nasional
    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com