Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Kronologi Penyerangan Lapas di Jejaring Sosial, Penilaian Individu

Kompas.com - 30/03/2013, 17:56 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA,KOMPAS.com — Polda DIY mengimbau masyarakat tidak resah dan terpengaruh kronologi penyerangan Lapas Kelas IIB Cebongan yang kini beredar di jejaring sosial. Penyelidikan masih berjalan.

"Analisis olah TKP yang menyebar ke publik merupakan penilaian individu," kata Humas Polda DIY, AKBP Anny Pudjiastuti, Sabtu (30/3/2013). Menurut dia, opini publik tak bisa dibatasi.

Dalam kronologi versi jejaring sosial tersebut, disertakan foto para tahanan yang ditembak mati dalam penyerangan Sabtu (23/3/2013) dini hari. Anny pun mengatakan, polisi tak pernah mengeluarkan foto dan kronologi itu.

Saat ini, kata Anny, polisi fokus pada hasil uji balistik, visum, dan temuan di lapangan. Ia pun berharap masyarakat tidak mudah percaya pada apa yang tertulis di jejaring sosial. Apalagi polisi juga belum membuat kesimpulan tentang peristiwa penyerangan lapas tersebut.

Anggota Kompolnas, Hamidah Abdurrachman, juga berpendapat, apa yang menyebar di jejaring sosial itu tidak benar. "Bisa saja polisi mencari siapa yang menulis di jejaring sosial tersebut, tetapi saat ini lebih konsen ke pengungkapan kasus," ujar dia.

Salah satu yang memastikan bahwa kronologi di jejaring sosial itu salah, sebut Hamidah, adalah bagian informasi yang mengatakan para pelaku tahu betul situasi di dalam Lapas Sleman. Karena, kata dia, para pelaku memaksa petugas lapas untuk menunjukkan lokasi keempat tahanan.

Kepala Lapas Kelas IIB Cebongan, Sleman, Sukamto, saat dikonfirmasi mengenai beredarnya kronologi kejadian beserta foto-foto empat korban di jejaring sosial itu mengaku belum sempat membacanya. Dia menolak berkomentar banyak. "Semua orang bisa saja menulis seperti itu di jejaring sosial," tepis dia.

Kronologi di jejaring sosial

Di jejaring sosial beredar kronologi rinci, dilengkapi dengan foto para pihak terkait penyerangan Lapas Cebongan. Dalam tulisan berjudul "Pelaku Penyerangan LP Sleman Adalah Aparat Kepolisian" dengan "Idjon Djanbi" tertera sebagai penulisnya, diceritakan kronologi pertengkaran di Hugo's Cafe yang mengawali "drama" penyerangan Lapas Cebongan tersebut. Selain itu, secara rinci diceritakan proses penangkapan dan peristiwa terkait, termasuk saat tahanan dipindah ke Lapas dari Polda DIY, sampai eksekusi terjadi.

Seperti diberitakan, gerombolan bersenjata api laras panjang, pistol, dan granat datang menyerang lapas, Sabtu (23/3/2013) dini hari. Dalam peristiwa itu, empat tersangka kasus pembunuhan anggota Kopassus, Sersan Satu Santosa, ditembak mati.

Keempatnya yakni, Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait. Serangan pelaku dinilai sangat terencana. Mereka melakukan aksinya dalam waktu 15 menit dan membawa CCTV lapas. Pelaku diduga berasal dari kelompok bersenjata yang terlatih.

 

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Gerombolan Serang Lapas Cebongan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com