Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Banding Santet Jadi Olok-olok di Twitter

Kompas.com - 22/03/2013, 16:32 WIB
Lariza Oky Adisty

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Studi banding anggota Komisi III ke Eropa terkait pasal santet yang ada di dalam penyusunan RUU KUHP mengundang cemoohan di jejaring sosial Twitter. Tak ada satu pun yang menanggapi positif rencana studi banding tersebut.

"Negara paling mistis DPR-nya mau studband ke Eropa masalah Santet. Sebagai warga negara yg setannya paling serem se-dunia gua merasa gagal," kata pemilik akun @Ijey, Jumat (22/3/2013).

"DPR study banding Pasal Santet ke Belanda? Itu goblok sekali karna: 1.Santet itu omong kosong, 2.Harusnya ke Rumania nyet," begitu kicau @Mossad35 yang mempertanyakan pilihan negara tujuan Komisi III.

"Baru buka TL, baru tau anggota DPR yang terhormat studi banding ke Eropa tentang.....santet. Wow cerdas banget sampe pingin nangis!" kata @widwardani.

Bukan hanya itu, seorang pengguna Twitter @nurinurii mengaitkan rencana studi banding ini dengan dua film blockbuster Hollywood yang bercerita mengenai sosok pemburu vampir dan penyihir jahat, Abraham Lincoln: Vampire Hunter dan Hansel and Gretel Witch Hunters.

"Lama-lama Abraham Lincoln, Hansel dan Gretel jadi The Dukun Santet Hunter. Karena vampire udah ngga jaman di tahun 2013," katanya.

Nurinurii bukanlah satu-satunya pengguna Twitter yang menghubungkan rencana pembahasan RUU santet ini dengan budaya populer. Sejumlah pengguna Twitter bahkan mengaitkan isu RUU santet ini dengan saga Harry Potter karya JK Rowling yang memang bercerita seputar dunia sihir.

"Sekolah Tinggi Ilmu Santet dan Ilmu Pelet Hogwarts menerima studi banding dari Parlemen Indonesia," tulis pemilik akun @demityang2an.

"Oh jadi Studi Banding DPR demi mendalami Pasal Santet ke Eropa itu mungkin Observasi Hogwarts ya? Harry Potter? HAHA EPIC!! :))" tulis @aisaesa.

Rencana kunjungan Komisi III ini menjadi perdebatan lantaran sejumlah pasal yang dianggap kontroversial dalam penyusunan RUU KUHP, seperti santet dan penyadapan. Menurut anggota Komisi III dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Dimyati Natakusumah, persoalan mengenai santet dan penyadapan tersebut memang bisa dipelajari melalui penelitian internet.

"Tapi, kalau secara langsung kan lebih enak didengarnya dan akuntabel," katanya, Jumat (22/3/2013).

Ia pun mengemukakan alasannya membahas pasal mengenai santet. Menurutnya, persoalan santet harus segera diatur agar tidak terjadi aksi main hakim sendiri, dan banyak orang musyrik percaya pada santet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com