Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Daging Sapi, Luthfi Bertemu Mentan dan Dirut PT Indoguna di Medan

Kompas.com - 12/02/2013, 21:49 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengacara tersangka kasus dugaan korupsi impor daging sapi Luthfi Hasan Ishaaq, M Assegaf, mengatakan bahwa kliennya pernah membahas masalah daging sapi dengan Menteri Pertanian Suswono dan Direktur Utama PT Indoguna Utama, Elizabeth Liman. Pembahasan berlangsung dalam pertemuan di Hotel Arya Duta Medan, Sumatera Utara, pada 10-11 Januari 2013, atau sebelum Luthfi ditetapkan sebagai tersangka KPK.

"Iya (ada pertemuan) itu di Medan pada 10 sampai 11 Januari 2013, baru kemarin sebelum ditangkap KPK itu," kata Assegaf di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, saat mendampingi Luthfi diperiksa, Selasa (12/2/2013). Namun, menurut dia, dalam pertemuan di Medan, Luthfi hanya ikut berdiskusi.

Luthfi, kata Assegaf, hadir dalam pertemuan tersebut sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera. Dia, ujar Assegaf, merasa tergerak memberi masukan terkait kebijakan-kebijakan Menteri Pertanian Suswono yang juga berasal dari PKS. Namun, Assegaf membantah kalau pertemuan itu membahas kuota impor daging sapi.

Menurut Assegaf, pertemuan yang mirip seminar itu hanya membahas permasalahan umum soal daging sapi yang harganya meroket. "Masalah daging sapi di masyarakat, beredar daging babi, daging tikus, lalu tukar-menukar informasi saja. Jadi konsen-nya LHI (Luthfi) adalah daging sapi yang mahal, bahkan isu beredar daging tikus," ujar Assegaf.

Dalam pertemuan tersebut, lanjut Assegaf, Elizabeth yang juga mantan ketua asosiasi perdagingan menyampaikan data mengenai posisi daging kepada Menteri Pertanian. Pihak pengusaha dan pihak Kementerian Pertanian saling mencocokkan data. "Tukar-menukar informasi saja, data yang dimiliki oleh departemen dan asosiasi karena datanya tidak sinkron, maka muncullah ide membuat uji publik. Itu saja," ungkap Assegaf.

Pengacara lain Luthfi, Zainuddin Paru, menambahkan bahwa pertemuan di Hotel Arya Duta tidak berlangsung lama. Tepatnya hanya sekitar 15 menit. Karena data antara Kementerian Pertanian dan pengusaha tidak cocok, kata dia, Menteri memutuskan untuk meninggalkan pertemuan dengan mempersilakan para pengusaha menguji publik data Kementerian.

Pertemuan itu, ujar Paru, adalah prakarsa asosiasi, dengan mengundang Menteri Pertanian. Elda Devianne Adiningrat, mantan Ketua Umum Asosiasi Perbenihan Indonesia (Abenindo), hadir juga dalam pertemuan itu.

Dalam kasus dugaan korupsi impor daging sapi, KPK menetapkan Luthfi dan tiga orang lainnya sebagai tersangka. Tiga orang selain Luthfi yang menjadi tersangka adalah teman dekat Luthfi, Ahmad Fathanah, serta dua direktur PT Indoguna Utama, Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi.

Luthfi bersama-sama Fathanah diduga menerima Rp 1 miliar dari Juard dan Arya terkait kuota impor daging sapi untuk PT Indoguna Utama. KPK juga melakukan pencegahan untuk Elizabeth dan Elda, untuk keperluan penyidikan kasus ini.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik: Skandal Suap Impor Daging Sapi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

    Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

    Nasional
    Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

    Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

    Nasional
    Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

    Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

    Nasional
    Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

    Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

    Nasional
    Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

    Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

    Nasional
    PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

    PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

    Nasional
    Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

    Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

    Nasional
    Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

    Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

    Nasional
    Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

    Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

    Nasional
    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    Nasional
    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

    Nasional
    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Nasional
    Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Nasional
    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Nasional
    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com