Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari PPP ke Nasdem, Maiyasyak Johan "Loncat" Lagi ke Golkar

Kompas.com - 11/02/2013, 13:07 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurang dari dua pekan, politisi Maiyasyak Johan sudah dua kali pindah partai. Awalnya, Maiyasyak Johan merupakan politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia kemudian mundur dan pindah ke Partai Nasdem pada akhir Januari lalu. Kini, Maiyasyak sudah pindah partai lagi, ke Partai Golkar. Ketika ditanya alasan kepindahannya dari Nasdem, ia mengaku hanya menjajaki partai besutan Surya Paloh itu.

"Saat itu, saya hanya penjajakan (dengan Nasdem)," kilah Maiyasyak, Senin (11/2/2013), saat dihubungi wartawan.

Pilihannya ke Golkar, kata Maiyasyak, karena ingin memiliki kultur politik yang matang. Menurutnya, Golkar merupakan partai yang menghargai perbedaan pendapat. Sehingga, seluruh aspirasi yang dimiliki kadernya bisa disampaikan secara bebas.

"Perbedaan pendapat sesuatu yang penting. Di Golkar aspirasi bebas disampaikan," kata dia.

Di Golkar, Maiyasyak akan menjadi calon legislatif untuk daerah pemilihan (dapil) Sumatera Utara. Dapil yang sama ketika dia menjadi wakil rakyat dari PPP.

Dari PPP ke Nasdem

Sebelumnya, Maiyasyak Johan menyatakan mundur dari PPP dan memilih berlabuh di partai baru peserta pemilu, Partai Nasdem. Dengan pengunduran dirinya ini, ia juga melepaskan kursinya di DPR. Sebelumnya, ia tercatat sebagai anggota Komisi I DPR dari Fraksi PPP.

"Saya mundur karena merasa perlu mencari tantangan baru saja. Di sana (Nasdem) saya melihat ada sebuah idealisme baru yang lebih konkret," ujar Maiyasyak, Rabu (30/1/2013), di Gedung Kompleks Parlemen Senayan. 

Bermasalah di dapilnya

Menanggapi pengunduran diri Maiyasyak, Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arwani Thomafi mengatakan, Maiyasyak selama ini juga dinilai bermasalah di daerah pemilihannya, Sumatera Utara.

"Sebenarnya sudah lama juga Dewan Pimpinan Pusat PPP menerima surat dari beberapa Dewan Pimpinan Cabang di Sumatera Utara terkait permintaan agar yang bersangkutan di-recall karena persoalan pembinaan di dapil," ujar Arwani, Rabu (30/1/2013).

Oleh karena itu, Arwani mengatakan, partainya tidak akan berpengaruh sama sekali dengan mundurnya Maiyasyak itu. "Tidak ada masalah apa pun bagi kami. Juga tidak akan mengganggu sedikit pun persiapan tahapan Pemenangan Pemilu di internal PPP," katanya. 

Baca juga:
PPP: Maiyasyak Bermasalah di Dapilnya
Tinggalkan PPP, Maiyasyak Johan Pindah ke Nasdem

Berita terkait dinamika politik jelang 2014 dapat diikuti dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Nasional
    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com