Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akbar Faizal: Anda Pasti Tanya Saya ke Mana?

Kompas.com - 08/02/2013, 12:16 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Akbar Faizal resmi mengundurkan diri dari Partai Hanura sekaligus Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun, dia masih merahasiakan ke mana dirinya akan berlabuh.

"Saya tahu Anda mau tanyakan ke mana, Anda tidak perlu tanyakan karena saya akan jawab. Anda akan tahu segera," ujar Akbar percaya diri saat jumpa pers, Jumat (8/2/2013).

Akbar menjelaskan, kontemplasi dibutuhkannya untuk mengatasi kejenuhan luar biasa yang terjadi selama tiga tahun menjadi anggota DPR. Kontemplasi itu juga, disebutnya, sebagai salah satu langkah untuk mencapai cita-cita yang besar.

Saat ditanyakan lebih lanjut soal cita-cita yang lebih besar itu, Akbar tidak menjelaskannya secara rinci. Ia hanya menegaskan bahwa dirinya berusaha lepas dari zona nyaman yang selama ini ada.

Pengunduran diri Akbar ini terbilang tidak terlalu mengejutkan. Pasalnya, kabar pengunduran diri Akbar sudah terendus sejak beberapa waktu lalu. Akbar bahkan dikabarkan akan pindah ke Partai Nasdem. Saat pendirian Ormas Nasional Demokrat, Akbar juga ikut serta menjadi insiator.

Saat ditanyakan soal kabar kepindahannya ke Partai Nasdem, Akbar tak mau berkomentar lebih lanjut. "Itu terlalu jauh. Saya harus melanjutkan masa depan politik saya. Kalau kemudian saya keluar, ya sabar sedikit. Biar waktu berjalan, ada ruang," katanya.

Akbar pun membantah dirinya disebut sebagai kutu loncat. Sebelum di Partai Hanura, Akbar merupakan politisi Partai Demokrat. Ia mengaku siap menerima semua risiko yang mengiringi pengunduran dirinya itu.

"Sudah terlalu lama saya terima risiko dari dahulu. Ini adalah risiko politik. Insya Allah sikap kritis saya tidak berubah, karena saya berjalan seperyi panduan Pak Wiranto," ucapnya.

Pada Jumat siang ini, Partai Nasdem juga akan menggelar jumpa pers pada pukul 14.30 WIB. Agenda jumpa pers itu adalah pengumuman pengukuhan pengurus baru DPP Partai Nasdem. Apakah Akbar akan benar-benar berlabuh ke Partai Nasdem?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com