Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda dengan Demokrat, Gerindra Tak Yakini Survei SMRC

Kompas.com - 04/02/2013, 01:03 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbeda dengan Partai Demokrat yang serius menyikapi hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Partai Gerindra justru tidak terlalu meyakini data survei tersebut.

"Kami tidak terlalu yakin dengan hasil survei itu. Beberapa hasil survei lain, termasuk survei dari internal, kami sudah masuk tiga besar," kata Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra kepada Kompas.com, di Jakarta, Minggu (3/2/2013).

Hasil survei SMRC yang dirilis hari ini menempatkan Gerindra pada posisi ke-4 dengan raihan 7,2 persen suara responden. Posisi Gerindra masih di bawah Golkar (21,3), PDIP (18,2), dan PD (8,3).

Menurut Fadli, data yang diperoleh dari hasil-hasil survei lain menunjukkan popularitas Gerindra sudah melampaui angka tujuh persen. "Wah, sudah di atas tujuh (persen), kami yakin itu," kata Fadli.

Peluang untuk meningkatkan popularitas Gerindra, menurut Fadli, masih sangat terbuka. Pasalnya, dengan kondisi sejumlah partai yang sedang dililit masalah, beberapa partai lain yang relatif bersih diyakini bisa memperoleh keuntungan.

"Itu tidak dapat dipungkiri bahwa bisa saja kondisi ini berbuah positif bagi partai kami. Tapi, kami tidak serta merta mengambil manfaat kalau tidak ada upaya nyata untuk menunjukkan sisi positif kami," terang Fadli.

Terkait tingkat popularitas, kolektor karya seni ini menambahkan, selama ini, tingkat popularitas Ketua Dewan Pembina Partai Prabowo Subianto masih jauh di atas popularitas partai. Posisi tersebut diyakini bisa memperbesar peluang Prabowo untuk menjadi capres.

Namun, untuk mengamankan langkah Prabowo, popularitas partai pun perlu ditingkatkan. "Itu sebenarnya hal yang biasa di mana-mana. Popularitas Obama pun jauh di atas partainya, Demokrat. Tapi, bagaimana pun gap itu perlu diperkecil untuk mendukung langkah ke depan," terang Fadli.

Ditambahkan Fadli, partainya terbuka terhadap kader-kader partai lain yang ingin bergabung. Tapi, kualitas figur akan dikedepankan.

Mekanisme perekrutan di Gerindra, menurut Fadli, bisa menyaring dengan baik orang-orang yang ingin bergabung. "Kami tetap terbuka. Kita lihat track-record, integritas, dan kapabilitas orang tersebut," pungkas Fadli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com