Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kader PKS Diminta Tenang Sikapi Provokasi

Kompas.com - 01/02/2013, 16:55 WIB
Winarto Herusansono

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Seluruh kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Tengah, diminta tetap tenang dan solid menyikapi provokasi politik yang terjadi di berbagai daerah di Jateng, pasca penetapan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) sebagai tersangka kasus suap impor daging sapi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Semua itu merupakan ujian bagi komitmen PKS terhadap pemberantasan korupsi. "Kita berharap kader tetap tenang, meski sekarang mulai ada provokasi politik diberbagai daerah di Jateng. Ini adalah ujian bagi komitmen PKS terhadap pemberantasan korupsi," tegas Ketua DPW PKS Jateng, H Abdul Fikri Faqih, Jumat (1/2/2013) di Semarang, Jawa Tengah.

Pernyataan itu disampaikan Fikri Faqih dalam konferensi pers dengan awak media di Kantor DPD PKS Kota Semarang. Dimana setelah penetapan LHI sebagai tersangka, sejak Kamis (31/1/2013) di berbagai daerah di Jateng mulai ada intimidasi dan pembusukan terhadap PKS.

Intimidasi dan provokasi yang diduga dilakukan secara sistematis dan terencana itu dilakukan dengan memasang spanduk-spanduk di tempat-tempat strategis. Ada juga provokasi yang dilakukan dengan mencorat-coret papan nama PKS. Seperti yang terjadi di Kota Semarang.

Papan nama DPC PKS Kecamatan Genuk, diberi tanda silang dengan cat piloks dan ditulisi 'SAPI' oleh orang tak dikenal. Kejadian itu baru diketahui Jumat (1/2/2013) pagi. Di Klaten, tepatnya daerah Prambanan, juga dipasang spanduk besar yang terbuat dari bahan MMT.

Tulisan PKS, singkatannya diplesetkan 'Partai Korupsi Sapi', dengan diberi gambar LHI dengan kepala sapi. Dalam pantauan, setidaknya ada 5 spanduk provokasi diberbagai sejumlah daerah di Jawa Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com