Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Dua Politisi Golkar Pindah ke Nasdem

Kompas.com - 30/01/2013, 15:31 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Golkar kembali ditinggal politisinya menjelang Pemilu 2014. Kini, Malka Amin dan Mamat Rahayu memilih pindah ke Partai Nasdem. Keduanya mengikuti jejak eks politisi Golkar, Enggartiasto Lukita alias Enggar, yang keluar dari Golkar dan Dewan Perwakilan Rakyat untuk bergabung ke partai bentukan Surya Paloh itu.

Pengumuman bergabungnya Malkan dan Mamat disampaikan di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Rabu (30/1/2013). Selain keduanya, hadir dalam jumpa pers tersebut beberapa kader Nasdem di antaranya Rio Capella dan Enggar.

Sebelumnya, Mamat duduk di Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Golkar. Dia pernah menjabat anggota DPRD Kabupaten Serang. Di Partai Golkar, dia sempat menjabat Ketua DPD Golkar Provinsi Banten dan Ketua Angkatan Muda Partai Golkar Provinsi Banten.

"Kemarin jam 4 sore saya (mengundurkan diri) ke partai dan DPR," kata Mamat.

Malkan sebelumnya menjabat anggota Komisi V DPR. Dia sudah tiga periode menjabat sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan. Di Partai Golkar, Malkan pernah menjadi wakil sekretaris jenderal. Malkan mengaku sudah mengajukan pengunduran diri dari keanggotaan Golkar pada 28 Januari 2013. Dia juga sudah menyampaikan surat kepada Ketua DPR Marzuki Alie yang berisi pengunduran diri dari DPR.

"Saya kira dari kami sudah selesai. Dalam ketentuan, gugurnya keanggotaan DPR karena mengundurkan diri dari keanggotaan partai," kata dia.

Selain para politisi Partai Golkar, politisi Partai Persatuan Pembangunan, Maiyasyak Johan, juga mengajukan pengunduran diri dari partainya dan DPR. Ia juga akan bergabung ke Partai Nasdem. Selain para politisi, dua orang birokrat parlemen, eks Sekretaris Jenderal DPR Nining Indra Saleh dan Sekretaris Jenderal DPD Siti Nurbaya, juga telah secara resmi menjadi politisi Partai Nasdem.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Dinamika Partai Nasdem
Geliat Politik Jelang 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Nasional
    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com