Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Teroris Terlibat Pelemparan Bom ke Gubernur Sulsel

Kompas.com - 04/01/2013, 19:28 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Terduga teroris yang ditembak di Makassar, Syamsudin HG alias Asmar alias Abu Uswah dan Ahmad Khalil alias Hasan alias Kholid, diduga kuat terlibat aksi pelemparan bom pada Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu.

Keduanya tewas ditembak saat ditangkap Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di halaman Masjid RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (4/1/2013).

“Dua (terduga teroris, red) ini merupakan anggota mereka dan bagian dari kelompok yang melakukan perencanaan pelemparan bahan peledak di Sulawesi Selatan yang dihadiri Gubernur Sulawesi Selatan,” terang Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat.

Boy mengungkapkan, mereka telah dipantau keberadaannya selama sekitar 1,5 bulan. Keberadaannya terendus tim Densus berdasarkan keterangan dua terduga teroris yang ditangkap sebelumnya, yakni Awaludin dan Andhika. Awaludin dan Andhika ditangkap seusai melakukan aksi pelemparan bom pada Gubernur Sulsel, Minggu (11/11/2012). Bom yang dilempar pada Gubernur Sulsel itu sendiri tidak meledak.

Boy menambahkan, Hasan yang menyerahkan senjata api pada Awaludin untuk aksi teror 11 November di Makassar itu. “Hasan alias Kholid ini orang yang menyerahkan senjata pada Awaludin yang terkait pada tanggal 11 (November 2012)  itu, ya. Jadi senjata apinya juga dipasok saudara Hasan ini," lanjut Boy.

Dalam mendapatkan senjata api, Hasan diduga tekait jaringan Abu Umar. Abu Umar sendiri ditangkap Juli 2011 di Jakarta dan telah divonis 10 tahun penjara oleh pengadilan Negeri Jakarta Barat. Abu Umar terbukti menjadi pemasok senjata dari Filipina kepada kelompok teror di Indonesia. Ia merupakan ayah tiri Farhan yang sebelumnya melakukan aksi teror di Solo Agustus 2012 lalu.

Saat penangkapan tersebut, polisi juga menyita dua senjata api jenis FN dan granat manggis. Keduanya juga diduga terkait jaringan Poso, Sulawesi Tengah. Di antaranya membantu buronan teroris Santoso ketika berada di Sulawesi Selatan dan terlibat aksi teror di Poso.

“Dua orang ini diduga kuat kelompok yang pernah memfasilitasi Santoso selama berada di Sulawesi Selatan. Mereka juga terkait dengan kelompok yang melakukan pembunuhan terhadap dua anggota di Tamanjeka,” terang Boy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com