Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Usah Beri Remunerasi Pejabat di Kementerian "Termalas"!

Kompas.com - 23/12/2012, 14:29 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretariat Nasional (Seknas) Forum Indonesia untuk Transparasi Anggaran (Fitra) menyatakan, pemerintah tak perlu memberikan remunerasi dan tunjangan jabatan bagi para birokrat pemegang kuasa anggaran di enam kementerian yang dikategorikan "termalas". Enam kementerian disebut Fitra sebagai kementerian "termalas" karena gagal mencapai target penyerapan anggaran tahun 2012. FITRA menilai, political will Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memperbaiki tata kelola anggaran justru gagal dijalankan oleh birokrat di kementerian tersebut.

"Percuma saja mereka diberikan remunerasi dan tunjangan jabatan kalau tidak bisa melaksanakan program dan kegiatan secara baik," kata Koordinator Riset Seknas Fitra Maulana di Kantor Seknas Fitra, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Minggu (23/12/2012).

Maulana mengungkapkan, dampak gagalnya penyerapan anggaran merugikan masyarakat. Sebab, program-program pemerintah, khususnya yang memberikan manfaat langsung bagi rakyat, tidak berjalan. Kualitas belanja anggaran juga menjadi sulit untuk di kontrol.

"Misalnya, bantuan peralatan pertanian bagi petani, bantuan peralatan menangkap ikan bagi nelayan dan seterusnya. Jadi, pemerintah juga harus bertanggung jawab  karena anggaran yang digunakan tersebut bersumber dari pajak rakyat," ujar Maulana.

Keenam kementerian itu dituding sengaja menghabiskan anggaran yang tersisa dengan membuat iklan-iklan layanan masyarakat yang terkesan dibuat-buat.

"Tidak mengherankan jika di bulan Desember ini banyak sekali iklan layanan masyarakat yang dibuat-buat. Selain itu, dugaan kami, anggaran yang baru digunakan saat ini hanya untuk belanja pegawai, untuk gaji atau honor di birokrat di lingkungan kementerian itu. Jadi, target mereka bukan untuk masyarakat, malah untuk menghabiskan anggaran di akhir tahun," kata Maulana.

Ia juga menyarankan agar perencanaan anggaran dibuat lebih matang. Selain itu, Fitra menyarankan agar kebijakan blokir anggaran yang bisa dilakukan oleh DPR dan Dirjen Keuangan dihapuskan karena tidak sesuai dengan UU No 17/2003 tentang Keuangan Negara.

"Supaya penyerapan anggaran bisa lebih baik dari tahun sebelumnya," kata Maulana.

Sebelumnya, Fitra mencatat, ada enam kementerian "pemalas" pada  2012. Catatan Seknas FITRA tersebut berdasarkan laporan realisasi anggaran semester I atau dari Januari hingga Juni 2012 terhadap kinerja anggaran kementerian pada tahun ini. Enam kementerian tersebut adalah Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat.

Keenam kementerian ini dinilai gagal merealisasikan target penyerapan anggaran. Hingga pertengahan tahun 2012, penyerapan anggaran masih di bawah 20 persen.

Baca juga:
Ini Enam Kementerian Termalas Versi Fitra

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com