Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kristiadi: Pencalonan Ical sebagai Capres Akan Merusak Golkar

Kompas.com - 20/12/2012, 21:57 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gaya kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical dinilai tidak mencerminkan nilai-nilai demokratis yang diusung Partai Golkar. Hal tersebut terlihat dari proses pencalonan Aburizal sebagai calon presiden yang dinilai tertutup. Oleh karena itu, kemampuan Aburizal untuk memimpin negeri ini secara demokratis layak diragukan.

Demikian pandangan peneliti Centre for Strategic of International Studies (CSIS) J Kristiadi atas sosok Aburizal, Kamis (20/12/2012), di Gedung Kompleks Parlemen Senayan. "Memimpin organisasi parpol bukan seperti memimpin robot. Kekuatan bisa besar kalau pemimpin itu lebih akomodatif terhadap aspirasi apapun yang ada," ujar Kristiadi.

Ia menjelaskan parpol merupakan bagian dari pilar demokrasi. Sehingga, internal partai itu sendiri harus lebih demokratis. "Kalau tidak, demokrasi akan menjadi paradoks dan partai hanya menjadi oligarki," ucapnya.

Kristiadi mengakui pencalonan Ical sebagai capres tidak demokratis lantaran tidak dilakukan dalam sebuah sistem yang terbuka. "Belum demokratis. Golkar harus ada komitmen dari ketua umumnya untuk melakukan survei secara independen dulu. Ini bisa dilakukan untuk meredakan kritik dari Akbar Tandjung," imbuh Kristiadi.

Namun, jika ternyata nanti hasil survei tetap tidak memuaskan, Ical diminta tidak memaksakan diri untuk maju sebagai kandidat calon Presiden. Hal tersebut juga demi kebaikan Partai Golkar. "Kalau ngotot untuk diteruskan, kecenderungannya akan merusak partai," kata Kristiadi.

Golkar telah mendeklarasikan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden yang akan diusung partai berlambang pohon beringin ini. Pencalonan Ical mengundang keraguan lantaran survei-survei tidak menempatkan Ical dalam posisi teratas. Elektabilitas Ical masih dinilai rendah.

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung bahkan sudah mengirimkan surat kepada Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar yang intinya meminta agar elektabilitas Ical segera ditingkatnya. Surat itu diterima langsung oleh Ical. Pencalonan Ical sebagai capres menurut Akbar mengundang ketidakpuasan di internal Golkar. Hal ini karena DPD II Partai Golkar tingkat kabupaten/kota tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan itu.

"Pada saat itu hanya DPD I Partai Golkar Provinsi saja yang dilibatkan. Saya sudah sering keliling ke daerah. Ada perasaan yang tidak puas ketika DPD II tidak dilibatkan," ucapnya.

Menurut Akbar, perasaan tidak puas itu bisa mengganggu konsolidasi partai untuk pemenangan Ical sebagai capres. Gangguan internal seperti itu harus dihindari sebisa mungkin. Oleh karena itu, Akbar menyarankan agar Rapimnas V Golkar pada Juli 2013 mendatang sebaiknya juga melibatkan DPD II tingkat kabupaten/kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com