Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soekarno-Hatta di Mata SBY

Kompas.com - 07/11/2012, 13:41 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai, kebesaran dan peran Soekarno dan Mohammad Hatta lebih dari tokoh proklamator yang aktif merumuskan, menyusun, dan mendeklarasikan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Yudhoyono mengatakan, pikiran Soekarno atau yang akrab disebut Bung Karno telah mengubah jalannya sejarah. Contohnya, ketika Bung Karno menyampaikan pidato "Indonesia Menggugat" pada Desember 1929, pidato 1 Juni 1945 tentang Pancasila, dan pidato di depan Sidang Umum PBB pada 30 September 1960 dengan judul "To Build the World Anew".

Selain itu, tambah Yudhoyono, kepeloporan dan kepemimpinan Bung Karno bersama sejumlah pemimpin dunia yang lain telah membentuk Gerakan Non-Blok, serta Gerakan dan Solidaritas Asia-Afrika. Bung Karno, katanya, juga menjadi komando untuk membebaskan Papua dari tangan Belanda lewat Tri Komando Rakyat atau Trikora.

"Idealisme dan komitmen Bung Karno yang amat kuat pada nasionalisme dan persatuan bangsa, kedaulatan negara, serta kemandirian kita sebagai bangsa yang merdeka," kata Yudhoyono dalam pidato pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Bung Karno dan Bung Hatta di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/11/2012).

Gelar Pahlawan Nasional itu diterima oleh Guntur Soekarnoputra (mewakili keluarga Soekarno) dan Meutia Hatta (mewakili keluarga Hatta). Acara pemberian gelar itu dihadiri pimpinan lembaga tinggi negara, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, serta keluarga besar Bung Karno dan Bung Hatta.

Adapun terkait M Hatta atau biasa disebut Bung Hatta, Yudhoyono menilai pikiran dan pidatonya juga memengaruhi jalannya sejarah. Contohnya, pidato "Indonesia Merdeka" pada 22 Maret 1928, pidato di Lapangan Ikada yang membakar nasionalisme rakyat Indonesia pada 8 Desember 1942, serta pemikiran utama tentang demokrasi, ekonomi, dan koperasi.

Bung Hatta, tambah Yudhoyono, telah merintis dan mempertahankan kemerdekaan dengan memimpin delegasi Indonesia dalam kongres di Perancis tahun 1926 dan memimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada 27 Desember 1945.

"Idealisme dan komitmen Bung Hatta amat kuat pada hak asasi manusia, demokrasi, dan koperasi sebagai pilar perekonomian nasional," pungkas Yudhoyono.

Baca juga:
Ini Alasan Presiden Anugerahi Soekarno-Hatta Gelar Pahlawan
SBY: Mari Kita Contoh Bung Karno dan Bung Hatta
PDI-P: BK Jadi Pahlawan Nasional, Hentikan "Desoekarnoisasi"
Puan: Gelar Pahlawan untuk Soekarno Bukan Jasa SBY
Pemerintah Akhirnya Akui Bung Karno-Bung Hatta Pahlawan Nasional

Berita terkait gelar pahlawan nasional bagi kedua tokoh ini dapat diikuti dalam topik:
Bung Karno-Bung Hatta, Jadi Pahlawan Nasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com