Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalimat "Bersayap" SBY, KPK-Polri Perlu Kompromi

Kompas.com - 09/10/2012, 14:06 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar penanganan kasus simulator untuk ujian surat izin mengemudi (SIM) diserahkan kembali ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, pada bagian lain, Presiden meminta, untuk kasus berbeda terkait dugaan penyimpangan pengadaan barang di Polri agar ditangani sendiri oleh korps Bhayangkara itu. Kalimat Presiden itu memiliki dua sisi yang nantinya perlu dikompromikan oleh KPK maupun Polri agar tidak kembali terjadi perebutan kasus. Hal itu diungkapkan politisi Partai Demokrat, Saan Mustopa, Selasa (9/10/2012), di Gedung DPR, Jakarta.

"Kalau untuk kasus lain, harus dibicarakan supaya tidak rebutan. Apa yang mau ditangani polisi, apa yang mau ditangani KPK," kata Saan.

Saan menilai, pernyataan Presiden SBY pada Senin (8/10/2012) malam di Istana Negara itu bukan bermaksud membatasi ruang gerak KPK dalam menyelidiki kasus lain.

"Bukan kasus barrier, tapi harus dibicarakan ke depannya," ujarnya.

Sementara itu, mantan Wakapolri yang kini menjadi politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Adang Daradjatun, menilai tidak menjadi masalah jika Polri nantinya diberikan kewenangan untuk menindak pengadaan alat di korpsnya sendiri.

"Siapa pun penegak hukum baik Polri maupun jaksa punya kewenangan. Tinggal profesionalisme masing-masing lembaga," ujar Adang.

Purnawirawan Polri bintang tiga ini juga menampik tudingan bahwa Polri akan terlibat konflik kepentingan dalam menyelidiki kasus pengadaan alat di tubuh institusinya sendiri.

"Masyarakat yang akan menilai. Sekarang kan realitasnya masyarakat didengar oleh pemerintah dan juga DPR. Oleh karena itu, KPK-Polri harus bersaing dengan sehat untuk membuktikannya," kata Adang.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan resminya terkait polemik yang terjadi antara KPK dan Polri. Presiden menyampaikan lima solusi untuk mengakhiri polemik kedua lembaga penegak hukum itu, yakni kasus simulator ujian SIM dengan tersangka Irjen Djoko Susilo diserahkan ke KPK; penanganan kasus Novel yang dinilai Presiden tidak tepat timing dan caranya; rentang waktu penyidik Polri di KPK yang perlu diatur ulang; revisi Undang-Undang KPK dinilai belum tepat dilakukan saat ini; dan perintah KPK-Polri untuk memperbarui MoU sehingga peristiwa seperti ini tidak lagi terulang.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Polisi Vs KPK
Dugaan Korupsi Korlantas Polri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

    Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

    Nasional
    Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

    Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

    Nasional
    Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

    Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

    Nasional
    Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

    Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

    Nasional
    Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

    Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

    Nasional
    Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

    Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

    Nasional
    Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

    Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

    Nasional
    Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

    Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

    Nasional
    Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

    Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

    Nasional
    Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

    Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

    Nasional
    PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

    PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

    Nasional
    Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

    Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

    Nasional
    Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

    Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

    Nasional
    Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

    Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

    Nasional
    Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

    Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com