Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revisi UU KPK Harus Hati-hati

Kompas.com - 30/09/2012, 15:58 WIB
Tri Agung Kristanto

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Panitia Khusus (Pansus) DPR untuk Rancangan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (RUU KPK) Agustin Teras Narang mengingatkan, revisi terhadap UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK hendaknya dilakukan secara berhati-hati dan jangan terburu-buru. Jangan sampai revisi itu menghilangkan dan membatasi kewenangan luar biasa KPK.

"KPK harus kuat. Tugas pencegahan, supervisi, monitoring, penindakan, dan pengambilalihan perkara serta koordinasi dengan lembaga penegak hukum lainnya tidak boleh dikurangi atau dihilangkan dan harus dipertahankan. Bahkan, harus didukung dan didorong untuk lebih baik lagi dengan pengawasan yang baik, benar, dan komprehensif dari DPR," tutur Teras Narang, yang kini menjabat Gubernur Kalimantan Tengah, Minggu (30/9/2012), di Jakarta.

Menurut Teras Narang, revisi itu harus didasari semangat bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa. Untuk pencegahan dan penindakannya memerlukan institusi yang luar biasa. "Suasana kebatinan 'luar biasa' pada saat membahas UU itu saya rasakan. Suasana kebersamaan untuk membuat Indonesia lebih baik sangat terasa. Namun, tentu UU bukan segalanya. UU KPK harus juga dibantu dengan UU lain dan itikad yang baik, yaitu agar negara kita lebih makmur, lebih tenteram, lebih damai, dan lebih sejahtera," tutur politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.

Ia mengingatkan, pemberantasan korupsi harus dilakukan dalam semangat kebersamaan dan kepemahaman. Semua elemen bangsa ini adalah "satu keluarga" dalam melawan korupsi, serta bukan "berseteru" dan bukan untuk "saling dendam dan saling membunuh".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com