Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Ingatkan Lagi Soal Pornografi

Kompas.com - 19/09/2012, 16:04 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Partai Keadilan Sejahtera kembali mengingatkan masalah pornografi yang hingga saat ini masih marak di masyarakat. Kondisi ini dibuktikan dengan semakin merebaknya kasus pornografi dikalangan pelajar saat ini.

Masalah ini menjadi hal serius yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Apalagi, melihat hasil penelitian yang dilakukan pada pelajar di Surabaya baru-baru ini sangat mencengangkan dan juga membuat para orang tua resah.

"Penelitian itu menyebutkan kasus penyimpanan konten pornografi di HP oleh lebih dari 90 persen siswa itu dikhawatirkan akan memicu tindak asusila dalam masyarakat. Peristiwa ini tentu menjadi lampu merah bagi sistem pendidikan kita," ujar anggota FPKS Ahmad Zainuddin, Rabu (19/9/2012) di Jakarta.

Zainuddin menilai, kasus pornografi dikalangan pelajar tidak terlepas dari adanya kelemahan dalam kurikulum pendidikan. "Selama ini pendidikan karakter yang ditanamkan kepada pelajar belum optimal, orientasi kurikulum pendidikan kita masih mengedepankan hegemoni materialistik dan belum menyentuh pada hakikat dan ruh pendidikan yang utuh," ujar Zainuddin yang juga anggota Komisi X DPR ini.

Ia mengakui, pola pendidikan di sekolah dan juga di rumah ditenggarai ikut mempengaruhi pembentukan watak dan kepribadian anak didik. Di sisi lain, Zainuddin menilai peran pendidikan dan pembinaan orang tua dirumah dan juga di lingkungan masyarakat selama ini pun dirasakan masih sangat kurang. Akibatnya menurut legislator PKS ini, cita-cita bangsa dalam UUD 1945 yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan akhlak mulia dan budipekerti belum dapat terwujud.

"Pasalnya implementasi dan arah kurikulum pendidikan kita baru menghasilkan siswa yang pintar saja, tapi belum mampu menghasilkan siswa yang berkarakter," ujarnya.

Itu sebabnya, FPKS mendesak Kemendikbud untuk mengkaji ulang sistem kurikulum yang selama ini diterapkan dalam pendidikan nasional. "Harus ada perubahan total dalam konsep kurikulum kita. Jangan ada lagi pemisahan antara pendidikan agama dengan pendidikan umum. Persoalannya sekarang tinggal niat baik pemerintah mau atau tidak untuk melakukannya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com