Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penarikan Penyidik Polri di KPK Tak Perlu Ditanggapi Berlebihan

Kompas.com - 15/09/2012, 08:37 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.comPenarikan 20 penyidik Polri yang bertugas di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta tidak perlu ditanggapi secara berlebihan. Apalagi, penarikan itu dikaitkan dengan penyidikan kasus dugaan korupsi di Korps Lalu Lintas Polri yang melibatkan para petinggi Polri.

"Penyegaran yang demikian adalah hal lumrah. Namun, sebaiknya (penarikan) dikomunikasikan dengan baik antar-dua lembaga sehingga tidak ada pihak yang memancing di air keruh," kata Aboe Bakar Al Habsy, Ketua Kelompok Fraksi PKS di Komisi III DPR di Jakarta, Sabtu (15/9/2012).

Sebelumnya, Polri menarik 20 anggotanya yang bertugas di KPK. Satu dari 20 polisi tersebut adalah penyidik yang menangani kasus dugaan korupsi pengadaan simulator ujian surat izin mengemudi (SIM) di Korps Lalu Lintas Polri.

Aboe Bakar meyakini penarikan 20 penyidik itu tidak akan mengganggu kinerja KPK dalam pemberantasan korupsi lantaran masih didukung oleh penyidik lain. Pemberantasan korupsi, kata dia, juga tidak boleh berhenti hanya karena persoalan itu.

Penyidik independen

Aboe Bakar menambahkan, melihat ketergantungan KPK terhadap sumber daya manusia di institusi lain, KPK perlu merekrut penyidik independen. Dengan demikian, kata dia, KPK bisa fokus pada pemberantasan korupsi tanpa terganggu masalah SDM.

"Memang persoalan perekrutan penyidik oleh KPK ini masih mengundang diskursus, utamanya terkait dengan legal standing-nya. Akan lebih baik kewenangan merekrut penyidik secara mandiri ini dirumuskan dalam UU KPK sehingga legalitasnya tidak diperdebatkan lagi," pungkas Aboe Bakar.

Berita terkait penarikan penyidik ini dapat diikuti dalam topik "Polri Tarik Penyidik KPK"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Nasional
    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

    Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

    Nasional
    Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

    Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

    Nasional
    Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

    Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

    Nasional
    Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Nasional
    SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

    SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

    Nasional
    Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

    Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

    Nasional
    Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

    Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

    Nasional
    Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

    Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

    Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com