Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Firman Terdeteksi Mulai dari Bandung

Kompas.com - 05/09/2012, 13:22 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terduga teroris Solo, Firman, baru tiba di kediaman pamannya, Nasuha, di Jalan Raya Kalimulya, Perumahan Anyelir, Depok, pada Selasa (4/9/2012) malam. Jejak Firman yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) telah diikuti kepolisian sebelum ia menginjakkan kaki di Depok. Polisi mendeteksinya sempat menyambangi Bandung, Jawa Barat.

"Penyelidikan terus mendeteksi yang bersangkutan setelah di Bandung. Ada juga kegiatan menuju ke Tasikmalaya, kemudian menuju Depok. Jadi, yang bersangkutan tiba di rumah Bapak Nasuha di Perum Anyelir, Depok, tadi malam. Informasinya masuk sekitar 21.00 WIB," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar, Rabu (5/9/2012), dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta.

Setelah mengikuti Firman, tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menggerebeknya di kediaman Nasuha sekitar pada Rabu (5/9/2012) pukul 05.30 WIB. Dalam penangkapan tersebut, polisi menyita sebuah laptop dan ponsel milik Firman.

Boy menjelaskan, seusai penangkapan terhadap Farhan (19) dan Mukhsin (19), Jumat (31/8/2012) malam, Firman bertolak ke Bandung, Jawa Barat. Diduga Firman melakukan upaya persembunyian.

"Informasinya, Jawa Barat adalah domisili dari orangtuanya. Tapi kita belum cek lebih lanjut," kata Boy.

Sementara itu, hingga kini polisi belum memeriksa Nasuha lebih Jauh. Menurut Boy, Nasuha hanya berperan sebagai keluarga dekat orangtua Firman. Kediaman Nasuha dipilih Firman karena dianggap sebagai tempat persembunyian yang aman.

"Tidak ada bukti lain terhadap Nasuha. Yang bersangkutan hanya mencari tempat yang dianggap aman," terang Boy.

Sebelumnya, polisi juga berhasil menangkap tiga orang terduga teroris yang diduga terlibat dalam aksi teror di Solo. Dua orang tewas dalam baku tembak dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror di Jalan Veteran, Solo, Jumat (31/8/2012) malam. Mereka adalah Farhan dan Mukhsin. Dalam penangkapan tersebut, seorang anggota Densus 88 juga turut tewas, yakni Briptu Suherman.

Sementara itu, seorang terduga teroris lainnya, Bayu (24), ditangkap dalam keadaan hidup, di Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (31/8/2012) malam. Farhan, Mukhsin, dan Bayu diduga kuat bertanggung jawab dalam tiga aksi penyerangan terhadap pos pengamanan dan pos polisi di Solo selama bulan Agustus 2012.

Pertama, aksi penembakan di Pospam Simpang Gemblengan, Jumat (17/8/2012). Kedua, di Bundaran Gladak, Jalan Jenderal Sudirman, Sabtu (18/8/2012). Pada kejadian tersebut, dua polisi terluka. Kemudian, yang terjadi di Pos Polisi Singosaren, Jalan Rajiman Serengan, Solo, Kamis (30/8/2012), yang menewaskan seorang anggota kepolisian bernama Bripka Dwi Data Subekti.

Sejauh ini, motif pelaku diketahui sebagai motif balas dendam terhadap aparat kepolisian. Polisi menjadi sasaran utama mereka terkait langkah penegakan hukum terhadap pelaku teror lainnya. Mereka menginginkan polisi membebaskan seluruh tahanan teroris itu.

Ikuti perkembangan seputar aksi teror di Solo dalam topik "Teroris Solo"

Foto lengkap di: KOMPAS IMAGES 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com