JAKARTA, KOMPAS.com — Rhoma Irama mengaku tidak pernah menyangka ceramahnya di Masjid Al Isra, Tanjung Duren, Jakarta, pada Minggu (29/7/2012), menuai kontroversi. Ia menyatakan siap menjalani konsekuensi apa pun, baik tindak pidana pilkada atau tindak pidana umum.
"Saya hanya menyampaikan ayat yang tertuang di Al Quran. Saya siap menerima konsekuensi," kata Rhoma saat dihubungi wartawan, Jumat (3/8/2012).
Rhoma mengingatkan bahwa ceramahnya beberapa waktu lalu dalam kapasitasnya sebagai seorang ulama, bukan bagian tim kampanye pasangan Foke-Nara. Namun, dia tidak menampik banyak warga yang menyangka bahwa dia bagian dari tim kampanye, mengingat dia hampir selalu ada bersama pasangan Foke-Nara dan sempat muncul dalam iklan kampanye Foke-Nara.
"Saya bukanlah bagian dari tim kampanye pasangan Foke-Nara, apalagi juru kampanye," ungkap Rhoma.
Dalam menghadapi masalah ini, Rhoma tidak mau menggunakan jasa pengacara untuk membantunya lepas dari masalah hukum, yang kemungkinan dapat membelitnya. Ia meyakini apa yang dilakukannya benar sehingga tidak takut menghadapi pemeriksaan Panwaslu, Polisi, dan Jaksa.
"Tim Foke-Nara dan sekitar lima kelompok lain menawari saya bantuan hukum. Namun, saya tolak semua karena saya tidak takut," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat ibadah Tarawih di Masjid Al Isra, Tanjung Duren, Jakarta, Rhoma Irama berceramah dengan membawa isu SARA di dalamnya. Bahkan ia menebar ketakutan kepada jemaah bahwa yang tidak memilih pemimpin yang seiman akan menjadi musuh Allah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.