Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mujib Dipersiapkan Menjadi Eksekutor Bom Bunuh Diri

Kompas.com - 19/07/2012, 22:23 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka teroris Qhoribul Mujib alias Mujiono, alias Paklek diduga telah dipersiapkan sebagai pelaku bom bunuh diri. Mujib baru saja ditahan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri di Poso, Selasa (17/7/2012).

"Diduga dipersiapkan untuk menjadi salah satu pelaku bom bunuh diri oleh kelompok mereka," terang Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, Kamis (19/7/2012).

Saat ini Mujib pun masih dalam pemeriksaan. Belum diketahui rencana sasaran bom bunuh diri tersebut. "Hasil pemeriksaan sementara, dipersiapkan ke mananya belum ada fakta. Kalau hasil pemeriksaan memang ada upaya merekrut yang bersangkutan untuk bom bunuh diri," terang Boy.

Diberitakan sebelumnya, Mujib menjadi tersangka teroris karena terlibat dalam menyembunyikan DPO (Daftar pencarian Orang) Santoso yang diketahui anggota JAT (Jamaah Anshorut Tauhid). Santoso merupakan penembakan anggota Polri di Bank BCA di Palu pada 25 Mei 2011 lalu. Pria kelahiran Jepara 20 Agustus 1986 ini juga menyembunyikan informasi tentang tersangka teroris Agung Prasetyo.

Densus 88 juga menahan Naim yang ditangkap bersama Mujib di Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (12/7/2012). Sementara keterlibatan Mujib dan Naim dengan jaringan JAT yang dipimpin oleh Abu Bakar Ba'asyir masih diselidiki.

"Mereka datang, mengajak, dan bergabung kegiatan yang mereka buat. Mereka patut diduga bagian JAT," ujar Boy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com