Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hajriyanto: Wajar Kalau JK Tak Serius Tanggapi Pemecatan

Kompas.com - 18/07/2012, 11:54 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari yakin bahwa politisi senior Golkar Jusuf Kalla tidak akan serius menanggapi ancaman pemecatan dari internal Golkar jika maju dalam pemilihan presiden pada 2014. Menurut Hajriyanto, hal itu dikarenakan JK merupakan tokoh lintas partai.

"Tokoh sekaliber Pak JK akan seperti itu. Pak JK kan sudah tokoh nasional, tokoh bangsa, sudah lintas partai dan lintas golongan. Wajar Pak JK tidak serius tanggapi pemecatan," kata Hajriyanto di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (18/7/2012).

Sebelumnya, Kalla menyampaikan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan ancaman Partai Golkar yang akan memecat anggotanya yang maju dalam Pilpres 2014 atau tak mendukung pencalonan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie sebagai capres dari partai bergambar beringin itu. "Enggak apa-apa. Selama kita tidak pakai Partai Golkar juga enggak apa-apa. Mau pecat dua kali, tiga kali, juga tidak ada soal. Silakan aja," kata Kalla, Selasa (17/7/2012) kemarin.

Hajriyanto menjelaskan, keputusan pemecatan diambil setelah Golkar belajar dari kekalahan Pemilu 2004 dan 2009 di mana internal partai tidak solid dalam mendukung calon yang diusung partai. Akhirnya, pasangan yang diusung partai tidak menang. Belajar dari pengalaman itu, Golkar mempertegas sanksi untuk kader yang tak mengikuti keputusan partai dengan memecat tanpa meminta penjelasan atau pembelaan dari yang bersangkutan terlebih dulu.

"Kalau intinya soliditas, maka sejak dini harus ada upaya konkret untuk membangun soliditas. Pemberian sanksi itu terus terang dibayang-bayangi pilpres lalu," kata Wakil Ketua MPR itu.

Menurut Hajriyanto, agar Aburizal dapat menang di Pemilu 2014, para pejabat elite Golkar harus bertemu, termasuk dengan Kalla, supaya tercipta satu suara di internal partai. Langkah itu dinilai dapat memperkuat dukungan publik untuk Aburizal. "Bicara dari hati ke hati," ujarnya.

Partai Golkar telah menetapkan Aburizal sebagai capres dalam rapat pimpinan nasional Golkar pada 1 Juli 2012. Para pengurus DPP, DPD I, dan organisasi sayap Golkar mendukung penuh pria yang akrab disapa Ical itu sebagai capres.

Menurut Ical, deklarasi sengaja dilakukan sekitar dua tahun sebelum pemilu lantaran dibutuhkan waktu panjang untuk menyosialisasikan pencalonannya ke seluruh daerah di Indonesia. Pasalnya, kata dia, Indonesia memiliki wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com