Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diperiksa KPK, Neneng Kenakan Baju Tahanan

Kompas.com - 16/07/2012, 15:44 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka kasus dugaan korupsi proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), Neneng Sri Wahyuni tampak mengenakan baju tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi ketika memasuki Gedung KPK untuk diperiksa, Senin (16/7/2012).

Neneng diperiksa sebagai saksi untuk R Azmi Bin Muhammad Yusof, warga negara Malaysia yang menjadi tersangka karena diduga menghalang-halangi penyidikan kasus Neneng.

Ketika memasuki gedung KPK siang tadi, istri mantan Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin itu terlihat mengenakan baju tahanan serupa jaket warna putih yang bertuliskan "Tahanan KPK" di punggung maupun di dada. Sayangnya, tulisan tersebut tidak kelihatan karena Neneng mengenakan kerudung panjang dan lebar yang menutupi dada serta punggungnya.

Selain Neneng, tersangka kasus dugaan korupsi lain yang diperiksa hari ini, yaitu Rustam S Pakaya juga terlihat mengenakan baju tahanan KPK warna putih. Rustam menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) untuk kebutuhan Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan 2007.

Juru Bicara KPK, Johan Budi mengatakan, baju tahanan KPK nantinya akan dipakai oleh para tahanan saat diperiksa KPK maupun saat menghadiri persidangan.

"Pertama untuk dibawa ke pengadilan, yang kedua di ruang tahanan, tapi nanti di persidangan pasti dibuka," kata Johan.

Penggunaan baju tahanan tersebut sengaja diterapkan untuk menimbulkan efek jera terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Menurut Johan, pihaknya menyiapkan enam contoh model baju tahanan. Dari enam model tersebut akan dipilih dua model yang ditetapkan KPK sebagai baju tahanan pada saat pemeriksaan dan menghadiri persidangan.

"Yang laki-laki dan perempuan nanti akan beda, yang laki-laki tangan pendek, yang perempuan tangan panjang. Itu akan digunakan setiap hari untuk menunjukkan bahwa dia posisinya tahanan KPK," ujar Johan.

Baju tahanan ini pertama kali dipakaikan ke Bupati Buol, Amran Batalipu saat yang bersangkutan digiring ke Rumah Tahanan Jakarta Timur Cabang KPK seusai ditangkap di kediamannya di Buol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Nasional
    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Nasional
    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Nasional
    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Nasional
    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Nasional
    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Nasional
    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Nasional
    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Nasional
    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Nasional
    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    Nasional
    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Nasional
    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Nasional
    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    Nasional
    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com