Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Penembakan, Papua Sudah Seperti 'Neraka'

Kompas.com - 28/06/2012, 22:32 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terkait penembakan dan kekerasan yang terjadi di Papua, Pendeta Benny Giay, yang ikut dalam aksi 'bakar lilin' di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, pada Kamis malam (28/6/2012), mengatakan kondisi di tanah Papua memperihatinkan. Ia kemudian meminta agar pelaku penembakan dan pelanggar HAM di Papua diadili.

"Papua yang ada sekarang ini seperti 'neraka'. Impian kami ini untuk Papua yang aman. Pikiran dasarnya, kami ingin hidup lebih baik. Tetapi harapan itu tidak pernah terpenuhi," ujar Benny.

Menurutnya, kondisi Papua saat ini dalam keadaan tertekan, terutama dengan adanya aksi kekerasan dan penembakan yang terjadi di Papua. Ia menilai pemerintah berlaku tidak adil terhadap masyarakat Papua.

"Kami melihat pemerintah memainkan kaset lama, lagu lama. Semua gerakan masyarakan dilihat sebagai bentuk perjuangan sparatis. Masyarakat Papua seperti warga 'kelas dua'," ujar Benny.

Sementara itu, Dorus Wakum (40) mantan aktivis kontras Papua, menyesalkan peristiwa kekerasan dan penembakan yang terjadi di Papua. "Sebenarnya kalau soal penembakan sudah banyak oleh aparat Polri dan TNI atas nama NKRI. Manusia ini dibunuh atas nama NKRI dan atas nama papua merdeka (OPM) ini omong kosong," ujar Dorus.

Ia mengharapkan kekerasan dan penembakan yang terjadi, segera di hentikan. Pemerintah pun, sambungnya, harus mengetahui letak permasalahan yang terjadi di Papua.

"Saya berharap adanya dialog, dengan begitu saya rasa tidak ada persoalan yang tidak bisa diatasi. Negara harus berinisiatif. Negara harus hadir. Saya minta atas nama masyarakat Papua, Presiden hadir, kalau perlu berkantor di tanah Papua," tegas Dorus.

Seperti diberitakan sebelumnya, massa yang tergabung dari berbagai aliansi, melakukan aksi 'bakar lilin' menuntut demokrasi di Papua dan meminta konflik 'senjata' serta kekerasan di Papua tidak terulang. Dalam aksi itu juga dilakukan penyalaan lilin oleh pendeta Benny, yang dikatakannya sebagai simbol cahaya rakyat Papua yang tidak akan pernah padam pada 250 suku yang ada di papua.

Massa juga kemudian menyayikan beberapa lagu dan menarikan tarian 'yospan' khas Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com