JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto menyesalkan pemukulan terhadap mantan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf.
Menko Polhukam telah memerintahkan Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo dan jajarannya untuk segera mencari dan menemukan pelaku pemukulan tersebut agar segera diproses.
"Tindakan-tindakan kekerasan seperti itu bukan cara yang baik dalam demokrasi yang justru harus selalu dikembangkan di Aceh," kata Djoko kepada para wartawan di Jakarta, Selasa (26/6/2012).
Secara terpisah, Kepala Polri (Kapolri) mengatakan, kepolisian tengah mengejar pelaku. Saat ini, pihaknya telah memperkuat jajaran Polda Aceh.
"Kita sedang bekerja. Kita tunggu hasilnya," kata Kapolri secara singkat.
Sebelumnya dilaporkan, Irwandi dipukul beberapa orang setelah menghadiri acara Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh di Gedung DPRA di Banda Aceh, Senin (25/6/2012) petang, oleh Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.
Irwandi langsung diamankan dan dilarikan ke Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) untuk memperoleh perawatan medis. Mantan Gubernur Aceh itu dirawat di ruang trauma RSUZA dan menurut informasi mengalami luka memar di mata sebelah kiri.
Saat ditemui di ruang perawatan RSUZA Banda Aceh, Irwandi Yusuf menjelaskan bahwa sebelum pemukulan, ada seseorang yang memprovokasi massa di sela-sela jalan menuju luar gedung dewan.
"Awalnya ada seseorang yang memprovokasi massa dengan kata-kata yang ditujukan untuk saya sebagai pengkhianat. Kemudian seseorang langsung menggebuk dari arah belakang dan wajah. Akibatnya, kacamata saya terjatuh ke tanah dan pecah. Saya mengetahui dan mengenal orang yang memprovokasi dan memukul saya itu," kata Irwandi.
Ia menambahkan, ada beberapa petugas kepolisian berseragam preman, tetapi juga tidak mampu membendung massa.
Bahkan menurutnya, beberapa aparat kepolisian yang mencoba menghalau massa juga terkena pukulan di bagian kepala. Mantan Gubernur Aceh itu juga mengakui, pukulan orang-orang tersebut mengenai kepalanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.