Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengarang Buku Lumpur Lapindo Diteror?

Kompas.com - 25/06/2012, 18:28 WIB
Vitalis Yogi Trisna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum ada kejelasan mengenai keberadaan pengarang buku "Lumpur Lapindo File: Konspirasi SBY-Bakrie" Ali Azhar Akbar setelah hilang kontak pada Kamis (21/6/2012). Kuasa hukum Ali mengatakan, Ali sempat mendapat SMS dan telepon bernama ancaman sebelum ia menghilang.

Kuasa hukum Ali, Taufik Budiman, mengatakan, timnya terakhir kali berkomunikasi dengan Ali pada Kamis (21/6/2012). Sejak itu, Ali tak dapat dihubungi kembali. "Terakhir kali saat kami hubungi, beliau mengaku dalam keadaan sehat," ujar Taufik dalam jumpa pers di Pondok Penus, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Senin (25/6/2012).

Taufik mengatakan, saat komuniasi terakhir itu, Ali mengaku sempat mendapat ancaman melalui SMS dan telpon. Hal serupa juga disampaikan oleh rekan dekat Ali, Zulkifli S Ekomei. "Waktu itu Ali bercerita bahwa ada seseorang yang mengajak bertemu, katanya ditunggu di Bandung dan ajakan itu bernada seperti teror," ujar Zulkifli.

"Jadi melalui jumpa pers ini, kami ingin mengabarkan, jika ada yang mengetahui keadaan Ali, kami sangat membutuhkan informasi itu," kata tim kuasa hukum Ali.

Kuasa hukum Ali menyesalkan jika ada tindakan di luar koridor hukum yang menimpa kliennya itu karena hal tersebut akan merugikan terkait proses pengajuan uji materi di Mahkamah Konstitusi. Rencananya, besok tim kuasa hukum akan meminta kepada polisi untuk memberi perlindungan hukum serta jaminan keselamatan kepada Ali. "Kapasitas Ali sebagai peneliti dan penulis buku sangat penting karena ia memiliki data-data otentik terkait kasus lumpur Lapindo.

Ali diketahui sedang mengajukan permohonan judical review terhadap Pasal 18 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2012 tentang APBN Perubahan 2012. Uji materi itu dimaksudkan untuk membuka masalah penggunaan anggaran pembiayaan pemerintah kepada korban lumpur panas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Buku karangan Ali yang diterbitkan oleh Indopetro Publishing sejak bulan Mei lalu ini dilengkapi oleh transkrip rekaman eksklusif di "Istana" Cikeas.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com