Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Politisi Komisi III Dilaporkan ke BK

Kompas.com - 12/06/2012, 15:19 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Pemantau Peradilan (KPP) melaporkan lima politisi Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat kepada Badan Kehormatan DPR, Selasa (12/6/2012). KPP menilai kelima politisi itu melanggar kode etik Dewan.

Kelima politisi itu yakni Wakil Ketua Komisi III Nasir Djamil dan Aziz Syamsuddin, serta di jajaran anggota yakni Aboe Bakar Al Habsy, Ahmad Yani, dan Syarifuddin Sudding. KPP merupakan gabungan dari berbagai LSM seperti Indonesia Corruption Watch, Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, LBH Jakarta, dan lainnya.

Donal Fariz, aktivis ICW mengatakan, kelima politisi itu melanggar Pasal 4 ayat 2 peraturan DPR nomor 1 tahun 2011 tentang kode etik yang berisi anggota DPR dilarang menggunakan jabatan mempengaruhi peradilan.

"Mereka mencoba memaksa Mahkamah Agung untuk mencabut surat keputusan pemindahan persidangan Walikota Semarang (nonaktif) Soemarmo. Itu merupakan bentuk intervensi kekuasaan legislatif ke yudikatif. Itu bukan ranahnya," kata Donal ketika membuat laporan di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Selasa.

Ketika membuat laporan, KPP membawa replika penjepit baju berukuran besar. Menurut mereka, penjepit itu sebagai simbol agar BK menjewer kuping para politisi Komisi III.

Ketua BK M Prakosa mengatakan, pihaknya akan mempelajari terlebih dulu apakah ada indikasi pelanggaran kode etik atau tidak dalam kasus itu. "Kalau nanti kita lihat tidak cukup bukti atau sulit ditemukan indikasi pelanggaran etika maka BK tidak dapat menindaklanjuti," ucap Prakosa.

Nasir berharap agar BK menolak laporan tersebut. "Apa yang dilaporkan ICW dan kawan-kawannya itu tidak berdasar dan hanya cari sensasi saja. Menurut dugaan kami mereka telah diperalat oleh pihak yang terganggu dengan fungsi kontrol dan pengawasan DPR," kata Nasir.

Seperti diberitakan, polemik itu muncul setelah kelima politisi itu menemui MA dan meminta agar surat keputusan pemindahan persidangan Soemarmo dari Pengadilan Tipikor Semarang ke Jakarta direvisi. Namun, MA menolak.

Kelima politisi itu lalu menemui sejumlah pihak di Semarang seperti Kepala Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri, Kepala Polda. Hasilnya, mereka menilai ada kejanggalan dan pelanggaran prosedur lantaran tidak sesuai dengan Pasal 85 KUHAP.

Dalam Pasal 85 disebutkan pemindahan persidangan dapat dilakukan atas usulan Pengadilan Negeri atau Kejaksaan Negeri setempat kepada MA. Namun, pemindahan itu atas usulan KPK. Komisi III telah meminta Komisi Yudisial untuk mengusut kasus itu. KPP juga telah melaporkan kelima politisi itu ke Bareskrim Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com