Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia, Bangkitlah!

Kompas.com - 31/05/2012, 09:49 WIB

Oleh Heppy Trenggono, Pemimpin Gerakan Beli Indonesia

Belum lama ini bangsa Indonesia dikejutkan oleh jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor. Kecelakaan ini membawa kedukaan mendalam bukan hanya bagi keluarga korban, melainkan juga bagi seluruh bangsa Indonesia.

Ribuan orang terlibat dalam proses pencarian dan evakuasi korban. Ucapan belasungkawa bahkan disampaikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

Pemerintah Rusia, negara asal pesawat ini, mengirimkan 78 ahli untuk membantu penyelidikan menyeluruh terhadap insiden. Tak kurang pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyatakan akan melakukan semua langkah investigasi dan menyatakan akan membongkar ”kejahatan” yang bisa saja terjadi dalam kecelakaan ini.

Dalam pidatonya, Putin menyatakan Sukhoi adalah kebangkitan Rusia. Dalam konteks ini, ketika Putin menyatakan akan membongkar ”kejahatan” yang mungkin terjadi, semua maklum bahwa dia mencium ada skenario yang tidak menghendaki Rusia bangkit. Di tengah tragedi Sukhoi ini, ada sesuatu yang sangat dipahami oleh Vladimir Putin. Dia paham betul bahwa Indonesia adalah pasar yang sangat strategis dan diinginkan oleh banyak bangsa di dunia. Terbukti pembelian terbesar Boeing sepanjang sejarah hanya bisa terjadi di Indonesia.

Putin juga sangat paham siapa saja pesaing yang sedang bermain di Indonesia. Namun, sayangnya, pemahaman yang sama justru tidak terjadi pada bangsa kita.

Masih segar dalam ingatan bagaimana sebuah perusahaan di Tanah Air begitu bangga diri karena bisa membeli ratusan pesawat Boeing dan dinobatkan sebagai pembeli terbesar sepanjang sejarah Boeing, yang merupakan Amerika itu. Juga masih segar dalam ingatan kita bagaimana maskapai penerbangan Merpati membela habis-habisan pesawat dari China, MA-60, yang pada saat itu juga mengalami kecelakaan. Namun, tetap diikuti dengan pembelian selanjutnya.

Hari ini, kita dikejutkan lagi dengan kehadiran pesawat komersial dari Rusia. Tidak ada hiruk-pikuk sebelumnya, tidak ada pemberitaan yang mencolok. Kita mengetahui hadirnya pesawat ini karena kecelakaan yang terjadi. Kita pun kemudian mengetahui, ternyata berpuluh-puluh pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia ini telah siap dibeli dan beroperasi di Indonesia.

Semua yang terjadi di depan mata kita itu ternyata belum cukup membuat kita paham tentang apa yang sedang berlangsung. Bangsa Indonesia membangun industri pesawat terbang sejak 1976. Ketika itu, industri pesawat terbang kita dimulai dengan merakit pesawat-pesawat rancangan bangsa lain.

Sukses membangun pesawat rancangan bangsa lain, Indonesia beranjak membuat............(Bangsa Indonesia hari ini lebih memilih jadi penonton, sementara bangsa-bangsa lain jadi pemain di negeri kita.....selengkapnya baca Harian Kompas, Kamis 31 Mei 2012, halaman 7)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com