Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grasi Corby Akibat Penasihat Presiden Kurang Cermat

Kompas.com - 27/05/2012, 05:24 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Amanat Nasional Didik J. Rachbini menilai pemberian grasi kepada warga negara Australia Schapelle Leigh Corby oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah akibat kekurangcermatan para pembantunya.

Didik juga menilai apa yang diberikan kepada Corby merugikan bangsa Indonesia. "Pemberian grasi itu saya kira lebih banyak kesalahan penasihat-penasihat Presiden dalam memberikan masukan," kata Didik Rachbini saat memaparkan makalah bertema Narkoba dan Masa Depan Remaja di Jakarta, di Apartemen Park Royal, Jakarta Pusat, Sabtu (26/5/2012).

Menurut Didik, jika dasarnya adalah memperkuat kerjasama bilateral, terutama dalam diplomasi terkait hukuman tahanan dari masing-masing negara, maka apa yang menjadi masukan para penasihat Presiden kurang tepat.

Pasalnya, jika dilihat dari sisi jumlah korban narkoba di Indonesia, apa yang dilakukan perempuan berjuluk "Ratu Ekstasi Australia" itu merugikan banyak warga Indonesia.

"Soal tukar-menukar itu sangat tidak tepat. Ratusan orang muda hancur karena tindakannya. Lebih banyak yang dihancurkan Corby dibandingkan yang akan diselamatkan," tegas Didik.

Apalagi, Corby tergolong gembong narkoba. Pemberian grasi justru tidak memberikan efek jera dan terapi kejut pada para pengedar kelas elit. "Justru terhadap gembong-gembongnya sanksi hukumnya harus tegas supaya memberikan shock terapy," tandas Didik.

Calon wakil gubernur DKI Jakarta ini berharap ke depan pemerintah Indonesia akan bersikap tegas terhadap pelaku kejahatan narkoba. Dasar pemberian hukuman tidak hanya melalui pertimbangan kuantitas tapi juga kualitas kejahatan dan dampaknya terhadap hidup masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 3 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tak Mau Buru-buru Bersikap soal Putusan MA, Demokrat: Kita Pelajari Dulu

Tak Mau Buru-buru Bersikap soal Putusan MA, Demokrat: Kita Pelajari Dulu

Nasional
Saksi Sebut Ada Penebalan Jalan di Tol MBZ Saat Akan Uji Beban

Saksi Sebut Ada Penebalan Jalan di Tol MBZ Saat Akan Uji Beban

Nasional
2 WNI Dalang Visa Haji Palsu Terancam Penjara 6 Bulan dan Dilarang Masuk Arab Saudi 1 Dekade

2 WNI Dalang Visa Haji Palsu Terancam Penjara 6 Bulan dan Dilarang Masuk Arab Saudi 1 Dekade

Nasional
2 WNI Dalang Visa Haji Palsu Akan Diproses Hukum di Arab Saudi

2 WNI Dalang Visa Haji Palsu Akan Diproses Hukum di Arab Saudi

Nasional
Kolaborasi Kemenaker dan BKKBN Dorong Penyediaan Fasilitas KB di Lingkungan Kerja

Kolaborasi Kemenaker dan BKKBN Dorong Penyediaan Fasilitas KB di Lingkungan Kerja

Nasional
Gerindra Kantongi Nama untuk Pilkada Jakarta, Sudah Disepakati Koalisi Indonesia Maju

Gerindra Kantongi Nama untuk Pilkada Jakarta, Sudah Disepakati Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Budi Djiwandono Nyatakan Tak Maju Pilkada Jakarta, Ditugaskan Prabowo Tetap di DPR

Budi Djiwandono Nyatakan Tak Maju Pilkada Jakarta, Ditugaskan Prabowo Tetap di DPR

Nasional
ICW Minta Pansel Capim KPK Tak Loloskan Calon Bawa Agenda Parpol

ICW Minta Pansel Capim KPK Tak Loloskan Calon Bawa Agenda Parpol

Nasional
Soroti Kekurangan Kamar di RS Lubuklinggau, Jokowi Telepon Menteri PUPR Segera Turunkan Tim

Soroti Kekurangan Kamar di RS Lubuklinggau, Jokowi Telepon Menteri PUPR Segera Turunkan Tim

Nasional
Unsur Pemerintah Dominasi Pansel Capim KPK, ICW: Timbul Dugaan Cawe-Cawe

Unsur Pemerintah Dominasi Pansel Capim KPK, ICW: Timbul Dugaan Cawe-Cawe

Nasional
Jokowi Beri Sinyal Lanjutkan Bantuan Pangan, Diumumkan Bulan Juni

Jokowi Beri Sinyal Lanjutkan Bantuan Pangan, Diumumkan Bulan Juni

Nasional
Hati-hati, 'Drone' Bisa Dipakai untuk Intai Polisi hingga Jatuhkan Peledak

Hati-hati, "Drone" Bisa Dipakai untuk Intai Polisi hingga Jatuhkan Peledak

Nasional
KPK Harap Pansel Capim Aktif Serap Masukan Masyarakat

KPK Harap Pansel Capim Aktif Serap Masukan Masyarakat

Nasional
KY Diminta Turun Tangan Usai MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah

KY Diminta Turun Tangan Usai MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com