Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan MPR Terima Kim Yong Nam

Kompas.com - 15/05/2012, 15:26 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Presidium Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara Kim Yong Nam melanjutkan kunjungannya di Indonesia dengan menemui pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa ( 15/5/2012 ) sore. Sebelumnya, Kim Yong Nam bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara.

Kim Yong Nam berserta rombongan tiba sekitar pukul 14.15 WIB. Ikut dalam rombongan beberapa pejabat Korut setingkat menteri seperti Menteri Perindustrian Ringan AN Jong Su, Ketua Komite Joint Venture dan Investasi Ri Kwang Gun, dan lainnya. Ikut hadir Duta Besar Korut untuk Indonesia Ri Jong Ryul.

Wakil Ketua MPR Hajriyanto Tohari mengatakan, tidak ada agenda membahas isu tertentu dalam pertemuan itu. "Ini kunjungan kehormatan. Ngga ada rancangan. Cuma bertamu biasa. Nanti di situ mungkin ada isu yang dibahas," kata Hajriyanto sebelum pertemuan.

Seperti diberitakan, kantor berita Korut Korean Central News Agency mengatakan, sebelumnya Kim berkunjung ke Singapura selama dua hari. Sementara itu Bloomberg menyebut, kunjungan tangan kanan pemimpin Korut Kim Jong Un ini mungkin bertujuan mencari dukungan dari kedua negara untuk meningkatkan perekonomian negaranya.

"Kim merupakan cerminan wajah Korea Utara dan kunjungannya mungkin merupakan cara Korut untuk mempelajari perekonomian kedua negara," kata analis IBK Economic Research Institute Cho Bong Hyun.

Menurut Cho, Korut dapat belajar dari perekonomian Indonesia yang kuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com