JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Komite Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian RI Komisaris Besar Anton Castilani menyatakan, proses pengumpulan data ante mortem korban kecelakaan Sukhoi Superjet 100 oleh tim DVI sejauh ini terhitung paling cepat.
"Ini bisa dikatakan operasi DVI yang tercepat dalam pengumpulan data-data ante mortem," kata Anton kepada wartawan di RS Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (14/5/2012).
Dia menjelaskan, data seseorang selagi masih hidup (ante mortem) sangat dibutuhkan dalam proses pencocokan dengan jasad atau potongan tubuh korban. Proses ini tidak mudah karena sejumlah korban adalah warga negara asing (WNA).
Adapun data-data ante mortem yang dibutuhkan, papar Anton, mencakup sidik jari, bentuk gigi, dan data DNA keluarga korban. Data tersebut akan dilengkapi dengan data medis dan barang-barang milik korban.
"Prosesnya panjang, dan kali ini korbannya cukup banyak, apalagi melibatkan juga WNA," papar Anton.
Apa yang telah dicapai sejauh ini tergolong sangat cepat. Pasalnya, Anton menyatakan, seluruh data ante mortem telah berhasil dikumpulkan. Karena itu, ia meminta kesabaran pihak keluarga untuk menantikan selesainya proses identifikasi jenazah. Seluruh pemeriksaan dilakukan bersama-sama, baik untuk jasad warga Indonesia maupun WNA.
"(Pemeriksaan) jenazah WNA juga dilakukan bersama-sama tim DVI Polri dan tim Rusia," pungkas Anton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.