Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BJ Habibie Perlu Dilibatkan Selidiki Sukhoi

Kompas.com - 13/05/2012, 19:41 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Musibah yang menimpa pesawat Sukhoi Superjet 100 pada 9 Mei 2012 di Puncak Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat memang memilukan sekaligus melahirkan suasana berkabung bagi bangsa. Untuk menemukan penyebab utama kecelakaan tersebut, diperlukan kesabaran bersama, khususnya para ahli penerbangan yang kini bekerja keras melakukan penyelidikan.

"Di samping itu, karena ini sudah menyangkut wilayah kerjasama antara Indonesia dan Rusia terkait aspek penyelidikannya, sebaiknya melibatkan mantan Presiden Prof DR Ing BJ Habibie sebagai satu-satunya pakar dalam bidang aeronautika (ilmu penerbangan) milik bangsa Indonesia yang diakui dunia internasional," jelas Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan di Jakarta, Minggu (13/5/2012).

Menurut anggota Dewan Pengarah Ikatan Alumi Institut Teknologi Bandung (IA ITB) Pusat itu, melibatkan tokoh sekaliber Habibie akan mempermudah analisis penyebab terjadinya kecelakaan, sehingga upaya pengungkapan tidak justru terfokus pada perdebatan teknis dan kesalahan manusia.

"Jelas, ini pekerjaan tidak mudah, selain tidak bisa dilakukan tergesa-gesa, apalagi sudah mewadahi kepentingan dua pihak antara Indonesia dan Rusia. Dengan demikian, untuk dapat menyentuh permasalahan yang sebenarnya atas peristiwa naas itu, mau tak mau kita harus menyertakan BJ Habibie," ujarnya.

Keterlibatan BJ Habibie, lanjut Syahganda, juga akan menjadikan hasil penyelidikan bersifat profesional dan independen tanpa perlu terikat pada tarik-menarik kepentingan tertentu.

Syahganda menyebutkan, tragedi Sukhoi Superjet 100 hendaknya memberi pelajaran berharga untuk menghidupkan kembali kebanggaan terhadap industri kedirgantaraan nasional, yang kini telah ditinggalkan dan membuat Indonesia sepenuhnya bergantung pada produk pesawat asing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com