Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angelina-Rosa Dikonfrontasi, Puluhan Polisi Dikerahkan

Kompas.com - 29/02/2012, 09:27 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Puluhan petugas kepolisian dikerahkan untuk mengamankan sidang kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games dengan terdakwa Muhammad Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Rabu (29/2/2012). Sidang kali ini mengagendakan konfrontasi saksi Angelina Sondakh, anggota Dewan Perwakilan Rakyat, dengan saksi Mindo Rosalina Manulang (Direktur Pemasaran PT Anak Negeri).

Menurut keterangan sejumlah petugas yang berjaga, hampir 100 petugas kepolisian siaga di Pengadilan Tipikor pagi ini. Para petugas terdiri dari satuan pengendali masyarakat Polda Metro Jaya, dan polisi dari Kepolisian Sektor (Polsek) Setia Budi, Jakarta Selatan.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, para petugas itu tersebar di sejumlah titik, antara lain di depan pintu masuk Pengadilan Tipikor, di depan gerbang pengadilan, di halaman gedung Tipikor, dan di sekitar ruang sidang. Petugas kepolisian juga tampak mengecek barang bawaan pengunjung yang akan memasuki ruang persidangan.

Hingga berita ini diturunkan, sidang belum dimulai. Saksi Angelina Sondakh sudah tiba sejak pukul 08.10 dengan dikawal adik iparnya, Mudji Massaid, dan sejumlah rekannya. Angelina yang mengenakan kemeja putih lengan panjang dipadu celana hitam itu enggan banyak berkomentar.

"Kita lihat saja nanti di persidangan," ucap Angelina. Beberapa menit kemudian, terdakwa Muhammad Nazaruddin yang diantar mobil tahanan, memasuki gedung Pengadilan Tipikor dengan dikawal petugas keamanan. Sementara Mindo Rosalina Manulang, belum tiba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Nasional
    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Nasional
    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

    Nasional
    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Nasional
    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Nasional
    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Nasional
    'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

    "Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

    Nasional
    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Nasional
    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Nasional
    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Nasional
    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com