Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut: Bung Anas, Jangan Diam Terus

Kompas.com - 30/01/2012, 09:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sikap Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang selalu diam meskipun acap kali diserang dengan aneka tudingan yang dilontarkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin dinilai tidak baik oleh Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi Partai Demokrat Ruhut Sitompul. Menurut Ruhut, jika tidak ditanggapi, tudingan Nazaruddin bisa diyakini sebagai kebenaran oleh masyarakat.

"Aku bilang ke Bung Anas. Bung Anas sekali-kali counter, jangan diam terus," ujar Ruhut saat ditemui wartawan seusai acara Malam Budaya Rakyat Merdeka, di Balai Sudirman Jakarta, Minggu (29/1/2012) malam.

Ia menjelaskan, di era reformasi saat ini, rakyat Indonesia sudah semakin cerdas dalam menilai seseorang. Bahkan jika tidak hati-hati, dapat saja terkena sanksi dari masyarakat.

Karenanya, sesekali lebih baik ditanggapi penyataan Nazar tersebut agar masyarakat dapat menilai dengan landasan dua sisi penyataan. "Buat saya, lebih berat sanksi sosial daripada sanksi hukum," imbuhnya.

Kenyang diganggu

Dalam kesempatan terpisah, Anas mengatakan, Partai Demokrat sudah kenyang diganggu. ”Namun, semua kader Partai Demokrat saya minta jangan lalu membalasnya dengan kenyang mengganggu,” papar Anas saat melantik pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Kalimantan Barat di Kota Pontianak, Sabtu (28/1/2012). Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Kalbar diketuai oleh Suryadman Gidot.

Meski mengakui adanya gangguan terhadap partai yang dipimpinnya, Anas justru menepis isu mengenai adanya pihak-pihak tertentu, termasuk dari internal Partai Demokrat, yang menggoyang posisinya sebagai ketua umum. Anas menilai, saat ini hanya terjadi dinamika demokrasi biasa.

”Kondisi Partai Demokrat tetap stabil. Kalau ada dinamika demokrasi, iya. Namun, tak berpengaruh secara signifikan seperti yang akhir-akhir ini diberitakan,” ujarnya lagi.

Anas mengungkapkan hal itu untuk menjawab pertanyaan dari wartawan terkait kasus korupsi yang dikait-kaitkan dengannya dan Partai Demokrat, terutama kasus korupsi proyek wisma atlet yang melibatkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin. Bahkan, dikabarkan partai yang didirikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu terbelah.

”Kegiatan di Partai Demokrat berjalan normal. Kondisi Partai Demokrat tetap stabil, kompak, dan solid,” ujarnya. Namun, saat ditanyakan mengenai kesaksian Yulianis, Mindo Rosalina Simatupang, dan Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, yang mengaitkan dengan dirinya, Anas menjawab, ”Anda ini tidak bosan-bosan, ya.”

Anas menambahkan, saat ini sangat penting bagi Partai Demokrat untuk melanjutkan kerja partai. Konsolidasi internal partai dilanjutkan. Kepemimpinannya juga masih didukung kader Partai Demokrat sepenuhnya.

Suryadman menuturkan, dukungan bagi Anas di Partai Demokrat masih solid. Ia juga meminta publik jangan memvonis tanpa proses hukum. (aha)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Nasional
    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    Nasional
    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Nasional
    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

    Nasional
    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    Nasional
    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Nasional
    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Nasional
    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Nasional
    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Nasional
    Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com