Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Todung: Nunun Sakit, Alasan Klasik

Kompas.com - 15/12/2011, 09:28 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Advokat senior Todung Mulya Lubis mengharapkan agar Komisi Pemberantasan Korupsi tidak percaya begitu saja dengan sakitnya Nunun Nurbaeti, tersangka kasus suap cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur Senior BI.

KPK, menurut Todung, harus terus memantau kondisi kesehatan Nunun agar kasus tersebut bisa segera dituntaskan.

"Karena, memang sakit selalu menjadi alasan klasik untuk menghindar dari penyidikan dan menghindar dari tanggung jawab pidana. KPK tidak boleh percaya begitu saja," ujar Todung di Jakarta, Rabu (14/12/2011) malam.

Hingga hari Kamis (15/12/2011), Nunun menjalani hari ketiga rawat inap di RS Polri, Jakarta Timur, setelah kondisinya memburuk saat akan menjalani pemeriksaan di KPK, Senin (12/12/2011).

Istri mantan Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun itu dilarikan ke Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC), Kuningan, Jakarta Selatan, untuk menjalani CT-scan sebelum dipindahkan ke RS Polri, Senin malam.

Menurut Todung, KPK harus memiliki dokter independen yang dapat memberikan second opinion mengenai penyakit Nunun tersebut. Ia menilai, jika opini hanya bergantung pada satu pihak, yakni RS Polri, KPK bisa tidak mendapatkan gambaran akurat mengenai penyakit tersebut.

"Kalau perlu undang dokter dari luar negeri. Jangan terbatas dari dokter dalam negeri saja untuk kasus Nunun ini," saran Todung.

Lebih lanjut, ditambahkan Todung, second opinion dari KPK sangat diperlukan agar penyakit Nunun itu tidak menghambat penuntasan kasus yang diduga melibatkan mantan Deputi Gubernur Senior BI Miranda Goeltom tersebut.

"Karena, kasus ini menyangkut money politics yang melibatkan pengusaha, anggota DPR, dan calon pejabat tinggi. Ini satu mata rantai korupsi politik yang harus segera dibongkar oleh KPK," ujarnya.

Seperti diberitakan, beberapa tersangka kasus pidana memang sering kali mendadak sakit setelah dirinya ditetapkan menjadi tersangka atau saat akan menjalani masa penyidikan oleh aparat penegak hukum. Contoh lain selain Nunun adalah tersangka kasus penggelapan dan pencucian uang Malinda Dee dan M Nazaruddin, tersangka kasus wisma atlet SEA Games 2011.

Proses penyidikan Malinda sempat terhambat lantaran dirinya menjalani operasi payudara. Sementara Nazaruddin juga dikabarkan sakit saat dirinya akan menjalani proses penyidikan di KPK, beberapa waktu lalu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Nasional
    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com