Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono: KPK Tak Percaya Diri

Kompas.com - 19/09/2011, 14:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Pramono Anung menilai keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membentuk tim analisis dan advokasi merupakan cermin ketidakpercayaan diri lembaga antikorupsi tersebut. Ia mengatakan, tim itu seharusnya tak perlu dibentuk jika KPK bekerja sesuai peraturan yang ada.

"Saya melihat KPK ada semacam kekhawatiran ketika sorotan publik menjadi besar. Padahal, sesuai dengan UU yang mengatur KPK, mereka ini, kan, sudah memiliki kewenangan yang luar biasa," kata Pramono di Gedung DPR, Jakarta, Senin (19/9/2011).

Ia mengatakan, dugaan pelanggaran kode etik pimpinan KPK, seperti diungkap tersangka kasus dugaan suap proyek wisma atlet SEA Games, Muhammad Nazaruddin, tidak perlu ditutup-tutupi KPK. Menurut politisi PDI Perjuangan itu, secara lembaga KPK masih dinilai kredibel dan kuat.

"Yang tidak kredibel adalah orang-orang yang melakukan itu. Jadi, orangnya tidak perlu dilindungi," kata dia.

Seperti diberitakan, latar belakang pembentukan tim itu adalah banyaknya opini yang mengarah pada pelemahan KPK serta menyerang pribadi pimpinan KPK. Tim lalu dibentuk untuk menganalisis informasi yang berpotensi merusak nama baik KPK sekaligus membuat kontra opini dari informasi itu.

Tim itu beranggotakan 10 orang yang semuanya berasal dari eksternal KPK. Tim diketuai oleh mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto. Adapun anggotanya di antaranya adalah Taufik Basari, Alexander Lay, dan Ari Juliano.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com