BANDUNG, KOMPAS.com — Ancaman yang merongrong keselamatan bangsa dan negara saat ini bukan semeta-mata berasal dari luar, tetapi justru lebih dominan, muncul dari dalam bangsa sendiri, antara lain ditandai dengan menurunnya semangat nasionalisme, rendahnya militansi, serta menurunnya jati diri dan kultur bangsa ini.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Asisten Personel Korp Paskhas (Korpaskhas) TNI AU Kolonel Psk Seto Purnomo, pada upacara bendera 17 Agustus memperingati HUT Ke-66 Kemerdekaan Republik Indonesia yang dilaksanakan di lapangan Merah Markas Komando Korpaskhas, Lanud Sulaiman, Bandung, Rabu (17/8/2011).
Menurut Panglima TNI, dalam menyelesaikan permasalahan dan problem kehidupan nasional begitu berat dan kompleks yang sedang dihadapi negara saat ini, sementara disisi lain negara sedang berusaha mengejar ketinggalan dari negara-negara tetangga dalam hal pembangunan.
Perlu ditumbuhkembangkan dinamisasi dan aktualisasi secara lebih konkret, lebih responsif, dan lebih akomodatif untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
"Apabila kita tidak mampu segera keluar dari permasalahan dan keadaan sekarang, maka disintegrasi bangsa akan mengacam kita, dan tentu saja kita tidak menginginkan hal itu terjadi," kata Panglima TNI.
"Saat ini muncul berbagai anggapan negatif sebagian kalangan bahwa negara kita lunak, dan bangsa kita bangsa yang lembek, menggampangkan permasalahan, serta tidak memiliki kepekaan terhadap pelanggaran dan penyelewengan, seperti halnya korupsi," lanjutnya.
Panglima TNI mengingatkan kepada seluruh prajurit, prajurit sebagai kekuatan pertahanan negara yang profesional dan militan, maka jiwa semangat dan nilai-nilai perjuangan yang dilahirkan para kusuma bangsa dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamsikan tanggal 17 Agustus 1945.
Panglima TNI mengharapkan, dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi bangsa saat ini, prajurit dan pegawai negeri sipil TNI harus menjadi teladan bagi lingkungannya dalam mengimplementasikan nilai-nilai perjuangan TNI, sehingga tumbuh kembali nasionalisme, militansi, dan jati diri bangsa untuk itu, mari berjuang bersama-sama mengisi kemerdekaan dengan bekerja keras membangun bangsa ini.
Panglima TNI mengimbau, sebagai pengawal dan benteng negara, serta sebagai patriot dan kesatria bangsa, prajurit TNI di manapun bertugas harus memegang teguh komitmen itu, dan mengkonkretkannya melalui kerja keras melebihi panggilan tugas, "Mari kita mengajak sesama komponen bangsa bekerja keras mengisi kemerdekaan ini dengan karya-karya pengabdian terbaik."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.