Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin Belum Dipecat dari DPR?

Kompas.com - 10/08/2011, 12:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Aktivis politik Fadjroel Rachman mendatangi pimpinan DPR di Gedung DPR RI, Rabu (10/8/2011). Fadjroel ingin meminta penjelasan komprehensif dari Dewan mengenai status mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin di DPR.

Apakah tersangka kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 ini benar-benar sudah dipecat dari keanggotaannya di Dewan atau justru masih berstatus sebagai anggota Dewan?

"Menurut UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD, surat pengunduran diri harus di atas materai. Partai Demokrat berbohong bahwa Nazaruddin sudah dipecat dari DPR. Saya dapat informasi dari Sekjen DPR. Kan syaratnya sudah jelas ditangkap dan dipecat," ungkapnya sebelum bertemu dengan pimpinan Dewan.

Selain kepada Sekjen DPR, Fadjroel mengaku sudah berbicara dengan salah satu petinggi Partai Demokrat, Ramadhan Pohan. Namun, lanjutnya, Ramadhan mengatakan informasi tersebut adalah rahasia partai.

Oleh karena itu, Fadjroel sendiri masih beranggapan bahwa Nazaruddin masih berstatus sebagai anggota Dewan dari Fraksi Demokrat.

Fadjroel tampak kesal karena pernyataan Demokrat untuk memberhentikan Nazaruddin sudah disampaikan kepada publik pada tanggal 25 Juli lalu. Namun, eksekusinya berjalan lamban.

Fadjroel juga mengaku tidak menemukan adanya usulan pemecatan dari Fraksi Demokrat kepada DPR. Padahal, usulan pemecatan merupakan syarat mutlak untuk memberhentikan seorang anggota Dewan.

"Tidak ada usulan pemecatan. Artinya Demokrat sudah melakukan pembohongan," tambahnya.

Fadjroel pun meminta tindakan tegas dari Badan Kehormatan DPR untuk menindak anggota atau fraksi yang mengajukan pengunduran diri tanpa menempuh prosedur yang resmi.

Menurut dia, DPR telah merugikan rakyat. Pasalnya, jika belum dipecat, maka sejak kabur sekitar dua bulan lalu, Nazaruddin masih menerima gaji sebagai wakil rakyat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Nasional
    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Nasional
    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Nasional
    'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

    "Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

    Nasional
    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Nasional
    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Nasional
    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Nasional
    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Nasional
    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Nasional
    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

    Nasional
    Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

    Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

    Nasional
    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Nasional
    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

    Nasional
    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com