Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri LH Keluhkan Kerusakan Hutan

Kompas.com - 07/06/2011, 17:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengeluhkan kerusakan hutan di Indonesia. Menurut Hatta, laju kerusakan hutan di Indonesia  belum sebanding dengan laju pemulihannya. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, di mana kita masih mengalami kejadian banjir dan longsor yang tidak hanya mengakibatkan kerugian ekonomi, namun juga merenggut jiwa manusia.

"Laju kerusakan hutan belum sebanding dengan laju pemulihannya. Kerusakan hutan sekitar 0,7 juta hektar per tahun di Indonesia, sedangkan kemampuan pemulihan lahan yang telah rusak masih sekitar 0,5 juta hektar per tahun. Kerusakan tersebut mengurangi layanan hutan bagi kehidupan seperti menata siklus air, tempat beradanya keanekaragaman hayati, dan memitigasi perubahan iklim," ujar Gusti pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Istana Negara, Jakarta, Selasa (7/6/2011).

Gusti mengatakan, kerusakan hutan dan perubahan fungsi lahan memberikan kontribusi besar bagi memburuknya perubahan iklim di Indonesia. Ancaman kelestarian hutan perlu diantisipasi secara optimal, di mana seluruh aktivitas pembangunan harus berwawasan lingkungan dan mengacu pada daya dukung, daya tampung serta pencadangan.

"Kita masih melihat kegiatan industri, terutama pertambangan yang merusak lingkungan, masih maraknya pembalakan liar (illegal logging), konversi lahan untuk permukiman dan perkebunan serta yang tidak kalah seriusnya adalah pembakaran hutan dan lahan," katanya.

Upaya-upaya pencegahan dan rehabilitasi hutan, sambung Gusti, masih terus ditingkatkan dan melibatkan semua komponen bangsa. Konversi lahan harus melihat aspek tata ruang melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis.

Gusti menambahkan, hal penting lain yang harus dilakukan adalah melanjutkan dan mengembangkan upaya penanaman dan pemeliharaan pohon seperti gerakan 1 miliar pohon seperti yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen di bawah kondisi business as usual tahun 2020, di mana kontribusi reduksi emisi dari sektor hutan dan lahan gambut sekitar 80 persen," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com