JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat terorisme Al Chaidar menilai, keenam orang yang ditangkap kepolisian karena diduga terkait jaringan Negara Islam Indonesia di Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, mempunyai keterkaitan dengan NII KW 9 yang dipimpin oleh Abu Toto alias Panji Gumilang. Menurut dia, keterkaitan tersebut terlihat jelas dari struktur "pemerintahan" yang dijalankan oleh kelompok tersebut.
"Jadi sama saja dengan NII KW 9 karena kalau kita lihat dari sistemnya juga sama, ada pemerintahan lokal, gubernur, kepala daerah, bendahara, dan sumber dananya itu dari masyarakat yang mereka rekrut, lalu dipaksa untuk dimintai sumbangan dengan dalih untuk membuat sebuah negara Islam baru. Padahal, mereka itu berbohong," ujarnya di Depok, Jawa Barat, Rabu (25/5/2011).
Al Chaidar menambahkan, kelompok-kelompok tersebut merupakan abuse of symbol NII, yang melenceng dari nilai yang dibawa NII bentukan Kartosuwiryo. Jaringan tersebut, lanjutnya, mencari dana yang nantinya akan dialirkan ke Pondok Pesantren Al-Zaytun.
"Dan kelompok-kelompok ini di daerah Jawa banyak sekali. Setahu saya, untuk tingkat kabupaten saja, itu sampai 10.000 orang, dan tingkat provinsi bisa mencapai 1.000 orang. Dan khusus di wilayah II (Jawa Tengah) sekitar 100.000 orang yang sudah masuk ke jaringan tersebut," tambahnya.
Oleh karena itu, walaupun beberapa anggota jaringan tersebut sudah ditangkap, ia pesimistis kepolisian mampu mengusut tuntas kasus tersebut. Sebab, jaringan tersebut termasuk dalam struktur NII KW 9 yang menurut dia dilindungi oleh pemerintah.
"Sepertinya pemerintah kurang mempunyai konsep yang baik. Walaupun sudah ditangkap beberapa anggota jaringan tersebut, menurut saya, pasti mentok. Karena yang menangkap mereka itu tidak tahu mana kelompok NII yang palsu dan yang asli. Saya juga pernah ditangkap beberapa kali, tetapi akhirnya dibebaskan," tukasnya.
Polisi telah menangkap enam orang, salah satunya Gubernur NII Jateng, di daerah Ungaran, Semarang. Mereka dijerat Pasal 107 KUHP tentang makar. Berbagai dokumen tentang NII serta sembilan buku tabungan disita saat penggeledahan. Menurut Polri, saldo salah satu tabungan berjumlah Rp 350 juta. Uang itu diduga sumbangan dari para anggota NII.
Sepak terjang NII kembali mencuat setelah mahasiswa di sejumlah kampus di daerah hilang. Para keluarga menduga bahwa anggota keluarganya direkrut jaringan NII.
Imam Supriyanto, mantan Menteri Peningkatan Produksi Pangan NII, telah menyampaikan bahan-bahan terkait NII, terutama keterlibatan Panji Gumilang alias Abu Toto, pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat. Namun, hingga saat ini, Panji belum diperiksa oleh pihak kepolisian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.