Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komisi: PPIA Tak Proporsional

Kompas.com - 05/05/2011, 11:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi VIII Abdul Kadir Karding menilai, Persatuan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) berat sebelah terkait kunjungan kerja komisi ini dan audiensi di Melbourne, Australia. PPIA dinilai tak proporsional dengan hanya mengungkap sisi-sisi negatif dari interaksi dengan anggota Dewan.

"Bagi kami, pengawasan dan kritik masyarakat itu penting. Walau demikian, saya kira harus proporsional. Maksudnya tidak berlebihan, mengungkap hanya sisi-sisi yang mereka anggap negatif. Karena, pada prinsipnya, kegiatan Komisi VIII di tiga kota di Australia itu full, tidak ada kata santai sama sekali," ungkapnya kepada Kompas.com, Kamis (5/5/2011).

Menurut Karding, jadwal kunjungan kerja 11 anggota komisi agama, sosial, dan pemberdayaan perempuan ini ke Australia padat dan selalu didampingi oleh pejabat birokrasi dari Kedutaan Besar RI untuk Australia. Perwakilan PPIA juga ikut serta dalam sejumlah kegiatan yang dilakukan Komisi VIII.

"Jadi, makanya saya katakan berlebihan. Mereka sejak awal, ketika kami mau berangkat, surat untuk Komisi VIII malah dikirim ke pers dulu, bukan ke Komisi VIII, dengan alasan mereka enggak punya kontak Komisi VIII. Harusnya kan ke kami dulu. Nah, setelah itu sampai ke kami, kan kami jawab, lalu kami kirim surat," tambahnya.

Politisi PKB ini juga menegaskan bahwa semua permintaan PPIA sudah dituruti oleh Komisi VIII, agar segala kegiatan anggota Dewan di Australia bisa terbuka. Permintaan untuk audiensi dengan PPIA di Melbourne, Sydney, dan Canberra juga dipenuhi komisi ini. PPIA juga diikutsertakan dalam pertemuan komisi dengan tiga departemen pemerintahan Australia di Canberra. Oleh karena itu, Karding mengaku heran dengan penilaian yang sangat subyektif tersebut.

Tendensius sekali

Karding mencatat sejumlah penilaian tendensius dari para pelajar dan mahasiswa tersebut. Pertama, dalam penilaian PPIA yang dimuat di situs resminya disebutkan bahwa kedatangan Komisi VIII tak tepat waktu. Padahal, menurut dia, Komisi diundang untuk acara pukul 19.00. Bukan pukul 18.00 seperti yang ditulis oleh PPIA. Oleh karena itu, anggota Komisi tiba di tempat pada pukul 18.55.

Hal tendensius lainnya, lanjut Karding, adalah ketika sesi tanya jawab. Menurut dia, pertanyaan-pertanyaan para pelajar dan mahasiswa adalah hal-hal teknis, seperti soal e-mail dan anggaran kunjungan kerja. "Kami kan pejabat politik, tak tahu teknis detail, kami punya staf dan tenaga ahli. Kami harap dialog adalah soal kemiskinan, radikalisme, dan hal sosial lainnya. Eh, hanya ada dua pertanyaan yang terkait fakir miskin dan radikalisme," ujarnya.

Menurut dia, Komisi sudah sangat kooperatif untuk mau berdialog, memberikan ruang, dan meminta diawasi. Semua kunjungan mengikutsertakan elemen pemerintah masyarakat, termasuk memenuhi masukan dan permintaan mereka untuk semakin membuat kunjungan kerja berkualitas. "Semua permintaan mereka sudah kami penuhi. Jadi heran kami, sudah terbuka gini, masih dicari-cari hal yang tak substantif. Saya lihat, mereka kan pelajar, proporsional dong, harusnya lebih berimbang memberikan penilaian terhadap sesuatu. Mereka kan kader bangsa. Kalau cara berpikirnya terlalu sempit, ya susah. Hanya satu-dua orang yang begitu. Menurut beberapa pelajar lainnya, katanya memang ada (pelajar dan mahasiswa) yang agak rewel," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Nasional
    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    Nasional
    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Nasional
    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    Nasional
    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Nasional
    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Nasional
    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Nasional
    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    Nasional
    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Nasional
    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Nasional
    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Nasional
    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Nasional
    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Nasional
    Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

    Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

    Nasional
    Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

    Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com